PENANGGUNG jawab tunggal Aliansi Relawan Jokowi atau ARJ Haidar Alwi mengatakan, situasi dan kondisi politik di tanah air pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) semakin jelas orientasinya. Semua partai politik yang ideologinya beraroma nasionalis maupun religius seakan tidak lagi menjadikan ideologi partai politiknya sebagai tujuan utama yang harus diperjuangkan dengan sikap idealis hingga akhir hayat.
Tetapi, lanjut Haidar, hakekat dari daripada tujuan partai politik itu sendiri untuk berada didalam kekuasaan telah membuat ideologi partai politik menjadi tenggelam dengan sendirinya.
“Partai nasionalis dan religius tidak lagi bertahan untuk mempertahankan ideologi partainya masing-masing. Tetapi, memilih untuk kompromi agar berada di dalam pusaran kekuasaan merupakan kesamaan tujuan yang menyatukan partai nasionalis dan partai religius tersebut,” ujarnya kepada wartawan Jumat (12/7/2019).
Sesungguhnya, menurutnya, air dan minyak memang tidak pernah bisa bersatu. Tetapi, air dan minyak bisa bergandengan sekalipun minyak selalu berada di atas air. Dan, ini adalah situasi politik tanah air kita saat ini.
“Kompromi politik kaum elite papan atas untuk berbagi kursi kekuasaan adalah hal yang wajar. Tetapi, menjadi tidak wajar jika memaksakan jatah kursi kekuasaan tersebut secara berlebihan,” ujarnya.
Saat ini, masih menurut Haidar, partai politik tidak boleh terus menurus melihat ke atas. Karena, pekerjaan rumah pemerintahaan mendatang masih ada.
Persoalan dalam waktu dekat adalah persoalan rekonsiliasi yang tidak boleh hanya terjadi ditingkatan level elite politik saja.
Akan menjadi sia-sia, ketika di level elite politik sudah clear tetapi di level akar rumput tidak clear terjadi proses rekonsiliasi. Karena, itu akan menambah pekerjaan pemerintahan mendatang.
“Oleh karena itu, setiap partai politik harus melihat ke bawah. Dan, turun langsung ke basis masing-masing merajut rekonsiliasi untuk melangkah maju bersama membangun masa depan Indonesia,” pungkas Haidar Alwi.(red)