Oleh : Abdullah Sani, S.H., M.Ag (H. Dudung)
Ketika Tuhan menciptakan fenomena di dunia, baik itu kesengsaraan, kebaikan maupun suka dan duka, semuanya adalah
untuk menguji keimanan manusia kepada Tuhan.
Tuhan itu memilik sifat – sifat Maha Mengatur dan Maha Mengurus setiap persoalan manusia di dunia dan akhirat dan Dialah Sutradara dari semua kejadian dan kepada Nya akhir sebuah eposide cerita dihentikan atau Dia teruskan.
Justeru itu, bilamana manusia terlena dengan kesedihan tanpa mengambil sikap untuk memohon pertolongan kepada Nya dengan aktivitas berdoa – berdzikir dan bershalawat maka disebut sebagai orang yang sombong & takabur.
Tetapi bagi manusia yang terlena dengan kegembiraan tanpa ada upaya untuk bersyukur di sebut sebagai manusia yang kufur nikmat.
Tuhan itu tidak mengambil hikmah atas prilaku manusia, baik ia memohon pertolongan atau apatis dengan segala kesusahannya semuanya tiadalah berpengaruh kepada Tuhan, dan semua yang dilakukan manusia adalah untuk kebaikan bagi manusia itu sendiri.
Hak Prerogratif Tuhan itu melekat pada sifat Kodrat dan Iradat Nya atau ” Kun ” dan ” Fayakun ” Nya dan Dia Maha berkehedak atas segala sesuatu , sehingga apapun yang di alami oleh makhluk ciptaan Nya di dunia ini adalah berdasarkan kehendak Nya, sesuai dengan jati diri Nya sebagai penguasa tunggal. Dan dalam konteks sebagai ciptaan Tuhan, manusia hanya sebagai penerima takdir, yang harus ia upayakan merubahnya dengan berdoa- berdzikir dan bershalawat , berusaha dan berikhtiar mengharapkan redo Allah dan Syafaat Rasulullah Saw , karena semua ketentuan adalah otoritas Nya.
Penulis adalah Tokoh Pergerakan dan Advokat Kalsel