Ada apa dengan tiket pesawat yang tiba-tiba mahal di tanah air ini? Jika kita menelisik harga BBM tidak ada kenaikan minyak dunia yang ekstrim. Tidak ada penambahan pajak. Tidak ada sesuatu yang signifikan terjadi. Aneh, tapi nyata!!!
Lalu, Garuda yang menaikkan harga lebih dulu, kok sekarang rela tidak berpenumpang? Bahkan ada 1 sampai 2 penerbangan ditiadakan dari dan ke sebuah propinsi? Yang naik Garuda bagaikan naik pesawat pribadi, karena sedikitnya penumpang. Ada apa? Aneh!!!
Pesawat swasta yang harga tiketnya biasa 400 ribuan sekali terbang, sekarang harganya sudah melonjak cukup tinggi mencapai 1,5 jutaan atau lebih. Sementara dengan jarak yang sama, tapi keluar negeri, seperti Jakarta singapura (jarak hampir sama dengan Jakarta Padang), tetap bisa dengan harga 500an ribu rupiah. Kok bisa? Aneh!!!
Padahal penerbangan internasional pastilah lebih ketat syaratnya dari pada domestik, yang pasti juga menimbulkan tambahan biaya. Semakin aneh!!!
Kalau selama ini dengan 400 ribuan sudah bisa mendapatkan tiket pesawat, berarti maskapai sudah untung. Jika saja harga tiket 500 ribuan dan harga tertinggi 1,2 jutaan dan sekarang ada tambahan untung baru rata-rata mencapai satu juta rupiah. Angka tersebut akan sangat dahsyat bila dikali-kalikan seperti berikut:
1 hari saja ada 10 penerbangan rata-rata dari dan ke sebuah propinsi, di 30 propinsi, lalu dikalikan dengan rata-rata 150 penumpang, dan berlangsung selama 100 hari sampai pemilu (perlu diingat, ini sudah hampir dua bulan tiket mahal), maka akan dapat angka besar:
10 pswt x 30 prop x 150 penumpang x 100 hari x Rp 700.000 = 4,2 Triliun.
Kemana perginya uang yang triliunan ini? Untuk kepentingan siapa keuntungan “baru” ini? Kenapa Garuda rela rugi karena penumpang dan penerbangannya menurun? Padahal saat Garuda penuh semuanya saja, masih ada keluhan merugi?
Semua keanehan dan pertanyaan-pertanyaan ini, kalau tidak dijelaskan sejelas2nya kepada masyarakat, tentu akan kemana-kemana pemikiran dan analisa masyarakat. Ada apa dibalik ini semua?
Kalau salah satu Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK adalah hadirnya Pemerintah di tengah-tengah masyarakat, tentu pemerintah wajib menjelaskan hal ini, bahkan wajib intervensi untuk menormalkan kembali harga tiket, yang tidak saja menimbukan keraguan dan kecurigaan, tapi juga mengancam pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Semoga ini semua tidak ada kepentingan politik dibalik meroket nya harga tiket pesawat saat ini. Dan semoga presiden Joko Widodo bisa mendengar jeritan rakyatnya dengan perduli dan melakukan langkah yang bijak bersikap tegas sehingga mengelahirkan Peraturan Pemerintah dengan menurunkan harga tiket pesawat tersebut. Semoga Allah SWT membukakan hati bapak Presiden Joko Widodo demi kepentingan rakyatnya sendiri. Aamin Yaa Rabbal’alamin…
By_redaktur suarakalimantan.com