Aksi Mahasiswa Tuntut Perbaiki Ekonomi Berbuntut Baku Hantam Dengan Polisi

BENGKULU. Aksi unjuk rasa yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu di depan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bengkulu berakhir ricuh pada Selasa (18/9/2018) siang. Terlihat massa HMI terlibat bentrok dengan polisi yang mengamankan jalannya unjuk rasa menuntut pemerintah memperbaiki kondisi ekonomi yang dinilai terus terpuruk.

Para mahasiswa yang membawa replika keranda mayat yang bertuliskan “Pemerintah Sing Sabar” ini mencoba masuk ke Kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk berdialog dengan para wakil rakyat tersebut. Namun ternyata pihak kepolisian yang berjaga saat itu tiba-tiba menyemprotkan water canon dan menembakan gas air mata kearah massa secara membabi buta, spontan membuat massa HMI marah dan melakukan perlawanan.

Terpantau saat itu, tembakan gas air mata dan water canon tidak hanya mengarah ke kerumunan massa pendemo saja, akan tetapi juga mengarah ke para pedagang di sekitar Kantor Baznas Provinsi Bengkulu dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada tepat di belakang Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu.

Bahkan sat itu terdengar suara keras salah satu orang tua siswa PAUD berteriak tampak ikut memaki-maki pihak kepolisian dan meminta pertanggung jawabnya. Pasalnya tembakan gas air mata dan water canon dari polisi juga terkena imbasnya.

“Jangan semena-mena menembakan gas air mata, anak-anak kami (TK Paud) di belakang terkena imbasnya,” teriak orang tua siswa yang tak diketahui identitasnya itu.

Imbas dari tembakan gas air mata dan water canon tersebut, membuat para mahasiswa dari HMI ini beringas dan aksi saling dorong pun tak terelakkan antara kedua belah pihak (Massa dan Polisi) sehingga berdampak pada aksi lempar batu dan saling pukul. Akibat insiden itu, puluhan mahasiswa mengalami luka-luka dan lebam serta tidak sedikit juga mengalami cedera di bagian kepala.

Baca Juga:  Bupati Lantik Camat Beserta Pejabat, Administrator, Pengawas Dilingkup Pemkab Kotabaru

Dalam bentrok yang terjadi saat itu polisi mengamankan sedikitnya 10 mahasiswa yang dianggap sebagai provokator. Tak terima dengan perlakuan itu, mahasiswa lainnya berusaha menghadang petugas agar segera melepaskan temannya tersebut. Namun, petugas dengan kekuatannya bersikeras dan tetap membawa para mahasiswa untuk diamankan. (Red)

Dibaca 48 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top