SUAKA. Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat (AMPER) menyegel Kantor PT Pertamina Aceh (Persero) di Banda Aceh, Rabu (28/3). Penyegelan itu dilakukan sebagai wujud kekecewaan mahasiswa karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite sebesar Rp200/liter sehari sebelumnya.
Aksi puluhan mahasiswa yang membawa sejumlah poster dan spanduk berisikan tuntutan penolakan kenaikan harga BBM itu, dimulai di Bundaran Simpang Lima. Kemudian setelah melakukan orasi, sekitar pukul 11.15 WIB para mahasiswa melakukan long march menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dengan mendorong sepeda motor masing-masing.
Sebelum sampai di gedung legislatif, para mahasiswa terlebih dahulu memarkirkan sepeda motornya di depan Kantor Pertamina Jalan Tgk Daud Beureueh. Saat berorasi di depan Gedung DPRA, mahasiswa disambut Ketua Fraksi Partai Golkar, Zuriat Suparjo didampingi Dr Abdurrahman Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra.
Setelah melakukan orasi dan mendengar tanggapan kedua anggota dewan itu, sekitar pukul 12.15 WIB, para mahasiswa melanjutkan aksi unjukrasa di Kantor Pertamina Aceh. Namun, tidak ada tanggapan dari pihak Pertamina.
Akibatnya, para mahasiswa memasang spanduk di pintu gerbang yang berisikan petisi tanda tangan penolakan kenaikan harga BBM dari mahasiswa dan anggota dewan. Mereka juga menyegel pintu gerbang Kantor Pertamina Aceh.
“Penyegelan ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja Pertamina yang tidak bagus. Kita juga semena-mena memutuskan untuk menyegel kantor ini,” tegas Koordinator Aksi, Alfian Rinaldi.
Disebutkan, aksi penyegelan Kantor Pertamina Aceh itu sudah mendapat persetujuan dari anggota dewan. “Kita sudah meminta tanda tangan dari salah satu anggota DPRA dan meminta izin untuk menyegel kantor ini,” ujarnya.
Menurut mahasiswa, seharusnya pihak Pertamina melihat langsung aksi penyegelan dan mendokumentasinya guna disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Ketika harga BBM naik tidak direspons oleh pemerintah, kita semua mahasiswa Aceh siap turun. Aksi tidak hanya dilakukan di Aceh saja, tapi juga oleh teman mahasiswa daerah lain, seperti di Lampung, Padang sampai Pulau Jawa,” tegasnya.
Tiga kali
Kenaikan harga BBM dalam tahun ini sudah terjadi tiga kali dan yang terakhir pada 24 Maret 2018 harga pertalite naik sebesar Rp200/liter dari Rp7.600 menjadi Rp7.800/liter. Padahal Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 5 Maret 2018 lalu sudah mengeluarkan pernyataan bahwa tidak akan ada kenaikan tarif dasar listrik dan BBM hingga tahun 2019. Kenyataannya naik lagi.
Kenaikan harga BBM, ungkap mahasiswa, sangat berdampak buruk bagi berbagai sektor perekonomian, seperti kenaikan harga barang dan pemutusan hubungan kerja akibat biaya produksi terlalu mahal.
Untuk itu, mahasiswa meminta pemerintah menurunkan harga BBM jenis pertalite dan menambah suplai premium. Pemerintah harus mensejahterakan rakyat dengan mengembalikan subsidi BBM untuk rakyat kecil.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRA, Zuriat Suparjo saat menerima mahasiswa di depan Gedung DPRA mengatakan, usulan dari mahasiswa nanti akan disampaikan ke pimpinan mereka, kemudian diteruskan ke pusat, karena kenaikan harga BBM sangat mengganggu kehidupan rakyat.
Hal senada dikatakan Abdurrahman Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra, yang sangat tidak setujui dengan kenaikan harga BBM tersebut.”Fraksi Gerindra dengan tegas menolak kenaikan harga BBM, karena akan membuat kesengsaraan rakyat,” ujarnya.(TIM)