SUAKA – BANJARMASIN. Segenap komponen di negeri tercinta Indonesia dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia di zaman dahulu, zaman penjajahan berjuang dengan mengangkat senjata, namun dizaman modern sesudah kemerdekaan guna melanjutkan perjuangan dengan Lisan dan Tulisan, karena jauh lebih tajam dari senjata. Hal ini dikemukakan langsung oleh Ketua Umum Aliansi Jaringan Anak Kalimantan (AJAK), Aspihani Ideris kepada awak media suarakalimantan.com lewat SMS WhatsApp nya Rabu, (17/08/2016).
“Lisan dan Tulisan yang baik itu lebih tajam dari senjata sejanggih buatan negeri manapun juga,” tulis Aspihani bin Ideris bin Abdurrasyid Assegaf ini.
Peran kaum muda dan intelektual diperlukan untuk regenerasi melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia yang telah diperjuangkan para pahlawan terdahulu guna mempertahankan kedaulatan bangsa menggunakan lisan dan tulisan, tegas Aspihani.
“Namun berbeda dengan kemerdekaan, zaman sekarang di zaman modern melanjutkan cita-cita para pehlawan saat ini bukan berjuang mengangkat senjata, melainkan dengan pemikiran lisan dan tulisan di media.
Menurut dia, para pemuda dan kaum intelektual diharapkan mampu jadi pahlawan berikutnya yakni sebagai pelaku pembangunan dan inisiator pembangunan, baik membangun perekonomian negeri ini maupun berjuang untuk kemajuan insfratruktur yang ada dengan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga bertujuan dengan semangat pahlawan yang telah mempersatukan bangsa Indonesia.
“Sekarang ini kita bukan lagi perjuangan untuk merebut kemerdekaan seutuhnya dari kaum penjajah yang dulunya dengan mengangkat senjata, melainkan mengisinya dengan cara berpikir intelektual dan tindakan terhormat agar negara ini bisa berkembang lebih maju,” tutur Aspihani.
Pengacara Muda Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini menegaskan apa yang dilakukan para pahlawan terdahulu untuk merebut kemerdekaan dengan titik darah penghabisan mesti diwujudkan dalam semangat membangun oleh segenap pemuda dan elemen bangsa.
Alumni Magister Hukum UNISMA itu mengatakan dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan pun bisa berbeda-beda. Pemuda yang memiliki kemampuan olahraga bisa menjadi olahragawan yang baik dan profesional. Pemuda yang punya kemampuan bertani bisa menjadi petani yang baik serta mampu menghasilkan pertanian yang produktif.
“Artinya anda-anda sekalian harus mempersiapkan diri, menuai karier guna memacu diri untuk membangun negara ini agar mampu bersaing dengan negara-negara lain,” ungkap alumnus Sarjana Hukum Universitas Darul ‘Ulum – Jombang ini.
Ia pun menilai peran pemuda intelektual akan kemajuan bangsa sekarang ini sudah membaik.Misalnya, terlihat dalam prestasi sejumlah pemuda pada kompetisi antarnegara. Dengan karier kita tersebut dikancah internasional juga sebuah perjuangan untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.
“Dengan pemuda yang cemerlang dan intelektual dapat menjadi pemenang atau hanya berpartisipasi, itu sudah menunjukkan ada peranan mengisi perjuangan para pahlawan kita terdahulu,” tutur Aspihani mengakhiri pembicaraannya. (Red suarakalimantan.com)