Mengenang 3.000 Muslim Uigur Dibantai Komunis di Bulan Ramadhan

Print Friendly, PDF & Email

SUARAKALIMANTAN.COM. Pemerintah Cina Membantai 3.000 Muslim Uighur di awal Bulan Ramadhan. “Ini adalah tahun terakhir yang sama,” kata Tumturk. “Sekitar 3000 Uighur dibantai pada hari pertama puasa Ramadhan ketika mereka turun ke jalan memprotes larangan puasa,”terang Seyit Tumturk, Wakil Presiden Kongres Dunia untuk Uighur.Selain melakukan pembantaian, pemerintah Cina juga melarang Muslim Xinjiang untuk berpuasa. Pelarangan Cina terhadap Kaum Muslim Xinjiang (Uighur) untuk berpuasa Ramadhan disebut Kongres Dunia untuk Uighur sebagai Perang Tanpa NamaTerhadap Muslim dan Islam.“Tetapi dunia masih terus diam,” kata Wakil Presiden Kongres Seyit Tumturk kepada Anadolu Agency minggu ini.Tumturk mengecam pemerintah Cina yang melarang Muslim Xinjiang baik dari kalangan sipil, pelajar dan guru untuk berpuasa.Tokoh Cina Muslim ini menambahkan bahwa area Xinjiang yang didominasi Muslim itu adalah satu-satunya wilayah Muslim di dunia yang dilarang berpuasa Ramadhan.Menurut laporan pemerintah, Restoran Halal di Jinghe County, dekat perbatasan Kazakhtan, didorong oleh petugas-petugas di sana untuk tetap buka selama Ramadhan.Pembatasan agama ketat telah diperkenalkan di Maralbexi County, di mana pejabat partai (Komunis) dipaksa untuk memberikan jaminan lisan dan tulisan: “Menjamin mereka (kaum Muslim) tidak memiliki iman, tidak akan menghadiri kegiatan keagamaan dan akan memimpin jalan untuk tidak berpuasa selama Ramadan,”kata media Cina.Pihak berwenang China memberlakukan pembatasan Uighur Muslim di wilayah barat laut Xinjiang setiap Ramadan.Awal pekan ini, International Union of Muslim Scholars (IUMS) mengecam pemerintah Cina yang melarang puasa selama bulan Ramadhan di kawasan Xinjiang yang didominasi Muslim dan mendesak negara Asia untuk menghormati agama Islam.Aktivis Uighur menuduh China menentang dunia dengan “pembantaian” dan “tekanan psikologis” rakyat “Turkistan Timur” (Xinjiang). “China telah melaksanakan kebijakan asimilasi sistematis selama 66 tahun, ketika menginvasi Turkistan Timur,” kata Tumturk.Ia menambahkan bahwa Beijing telah menindas Uighur selama beberapa dekade, mencegah mereka menjalankan agama dan budaya mereka, “sementara dunia tinggal diam.”Sebelumnya pada bulan Desember 2014, pemerintah Cina melarang mengenakan jubah pakaian Islami di masyarakat di Urumqi, ibukota provinsi Xinjiang. Sebelumnya, pada tahun 2014 juga, Xinjiang dilarang menjalankan agama di gedung-gedung pemerintah, serta dilarang mengenakan pakaian atau logo yang terkait dengan ‘ekstremisme agama’.Bulan Mei 2015 lalu, toko-toko Muslim dan restoran di sebuah desa di barat laut Xinjiang telah diperintahkan untuk menjual rokok dan alkohol.(Onislam/iz)





Baca Juga:  Prabowo Hadiri Ijtima Ulama II Tanpa Didampingi Sandiaga Salahuddin Uno

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top