Heboh di Tambang Emas Ketapang! Belasan WNA China Diduga Brutal Serang Anggota TNI, Kendaraan Rusak Parah

Ketapang, SUARA KALIMANTAN – Kalimantan Barat – Situasi mencekam terjadi di kawasan tambang emas milik PT SRM di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Sekitar 15 Warga Negara Asing (WNA) asal China diduga melakukan aksi brutal terhadap anggota TNI yang tengah menjalankan tugas, Minggu (—/—) siang sekitar pukul 15.40 WIB.
Insiden tersebut sontak memicu kepanikan di lingkungan tambang dan menjadi perhatian serius aparat keamanan.
Peristiwa bermula ketika petugas keamanan perusahaan mencurigai adanya aktivitas drone yang terbang di sekitar area tambang. Karena dinilai berpotensi membahayakan keamanan objek vital, sejumlah personel TNI dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 6 yang sedang melaksanakan latihan di wilayah tersebut turut membantu melakukan pengejaran terhadap operator drone.
Sekitar 300 meter dari pintu masuk tambang, petugas mendapati sekelompok WNA yang diduga berkaitan dengan pengoperasian drone tersebut. Namun situasi yang awalnya hanya berupa pemeriksaan mendadak berubah menjadi tegang.
Tak lama berselang, belasan orang lainnya tiba di lokasi dengan membawa berbagai benda berbahaya, mulai dari senjata tajam, airsoft gun, hingga alat setrum. Tanpa diduga, kelompok tersebut langsung melakukan penyerangan terhadap anggota TNI dan petugas pengamanan perusahaan.
Karena jumlah penyerang yang lebih banyak serta untuk menghindari eskalasi bentrokan yang lebih luas, personel keamanan memilih mundur dan menyelamatkan diri.
Akibat kejadian itu, sejumlah kendaraan operasional perusahaan mengalami kerusakan, termasuk mobil dan sepeda motor yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut.
Pihak aparat keamanan menyatakan insiden ini sebagai tindak serius yang tidak bisa dianggap sepele, terlebih melibatkan WNA dan anggota TNI di kawasan strategis. Hingga saat ini, penyelidikan dan pendalaman masih terus dilakukan untuk mengungkap motif, kronologi lengkap, serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap aktivitas di kawasan tambang, khususnya yang melibatkan tenaga kerja asing, demi menjaga keamanan nasional dan stabilitas wilayah.
Sumber detik