SuaraKalimantan.com, Sukamara
Infus bekerja dengan mekanisme tekanan dan juga gravitasi. Oleh sebab itu ketika kantong infus kosong / infusan habis, darah akan bisa naik ke selang infus. Hal ini termasuk mekanisme protektif tubuh agar udara dari selang infus tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Namun demikian, darah yang masuk ke selang infus dapat menjadi clot dan bila masuk ke pembuluh darah juga bisa menyumbat seperti halnya emboli udara. Oleh sebab itu lah sebelum infus benar-benar habis, biasanya perawat sudah mengganti infus dengan kantong yang baru.
Terkait dengan emboli udara, emboli udara umumnya dapat membahayakan bila jumlahnya lebih dari 20 ml. Jika hanya sedikit saja biasanya akan dapat diserap dan tidak berbahaya.
Namun bila sampai 20 ml dapat menimbulkan keluhan seperti sesak napas, nyeri dada, nyeri otot, nyeri sendi, gejala seperti stroke, kulit membiru, menjadi bingung, dan penurunan kesadaran tiba-tiba. Infus tentunya bukan barang asing bagi orang (pasien) yang pernah menjalani rawat inap baik rumah sakit umum milik pemerintah.maupun rumah sakit milik swasta.
Hasil investigasi awak medii ini jelas terlhat jika cairan infus yang ada memang menjadi satu kewajiban di jaga oleh keluarga para pasien yang sedang rawat inap.
Tulisan ini mengingatkan kepada kita semua para keluarga pasien agar ekstra menjaga infus dengan tujuan mendekati habis cairan infus nya laporkan kepada perawat jaga terdekat di mana pasien di rawat inap.
Sebagai seorang jurnalis wajib menyampaikan pesan ini kepada publik, ingat bukan hanya menjaga cairan infus saja namun teliti juga apakah cairan infus berjalan dengan baik atau tidak kepada pasien yang sedang menjalani rawat inap.
Penulis : Yohanes Eka Irawanto, SE