TANAH BUMBU – Program ini menggandeng ribuan mahasiswa aktif sebagai peserta dari berbagai perguruan tinggi, bertujuan untuk membantu pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.
Kali ini, Kabupaten Tanah Bumbu kedatangan para pejuang muda yang disambut langsung oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Tanbu, Basuni di kantornya pada Senin (01/11/2021). Turut mendampingi para pejabat lingkup Dinsos.
Adapun tujuan mereka ke Tanbu untuk identifikasi terkait Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, pejuang muda itu berada di Tanbu hingga Desember 2021 mendatang.
Koordinator Pejuang Muda, Fatih Zain Ramadhani menyampaikan ada enam mahasiswa yang datang ke Tanbu.
Mereka merupakan mahasiswa semester 5 keatas dari beberapa perguruan tinggi seperti UNS, ULM dan UKRI.
Selain untuk mengidentifikasi program, mereka juga akan menyusun proposal untuk berbagai permasalahan yang ditemui di lapangan agar dapat ditindaklanjuti melalui solusi konkrit oleh Kemensos RI.
Sementara itu, Kadinsos Basuni mengucapkan selamat datang untuk para mahasiswa yang mengikuti program Pejuang Muda di Tanbu.
Basuni juga memberikan sedikit peta wilayah beserta karakteristiknya masing masing.
“Ada beberapa wilayah di Tanah Bumbu dengan akses jalan yang cukup sulit, hingga daerah yang tidak memiliki sinyal seluler,” jelas Basuni.
Terkait Data Terpadu Kementerian Sosial, memang biasa ditemukan permasalahan didalamnya, seperti status yang telah berubah, data yang tumpang tindih hingga menyulitkan dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran.
Karena itu, keberadaan Pejuang Muda akan turut membantu update Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sesuai dengan kondisi teraktual di lapangan.
“Mungkin merek bisa mulai dengan wilayah yang termudah seperti Batulicin untuk mengawali kegiatannya,” ujar Basuni.
Selanjutnya Basuni juga akan meminta kerjasama dari beberapa SKPD seperti Dinas Kominfo dan Kecamatan guna suksesnya program Pejuang Muda itu.
Sebagai informasi, Pejuang Muda adalah laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret melalui Program setara 20 SKS ini.
Mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah. (Red)