SuaraKalimantan.com, Palangka Raya
Banjir di Kalimantan Tengah yang terjadi belakangan ini menjadi momok buruk bagi masyarakat di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Semua orang tahu bahwa saat ini Kalteng diterjang banjir di sejumlah daerah seperti Kabupaten Lamandau, Katingan, Seruyan, Kotawaringin Timur, Gunung Mas, Murung Raya, Kapuas, Katingan dan Barito Utara dan Barito Timur.
“Jika dilihat dari fenomena yang terjadi, bajir yang terjadi saat ini tidak hanya di akibatkan oleh curah hujan yang tinggi, perhatikan pula deforestasi hutan yang semakin lama semakin marak sehingga daya serap air oleh pohon sangat kecil, degradasi lingkungan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang” Kata Gubernur BEM Faperta UPR Agustiandry Selaputra.
Agustiandry kembali menegaskan, bahwa kawasan hutan dengan jutaan hektare dibuka untuk izin HPH, HTI, tambang yang dirasa sangat masif. Terkhusus perkebunan sawit yang semakin marak, khususnya di daerah hulu.
Dirinya menyebutkan bahwa hutan yang menjadi penyangga tatanan ekologis memiliki peran penting dalam menjaga serapan air, jika pembukaan lahan terus menerus dilakukan tanpa pertimbangan yang bijak, maka akan mengakibatkan bencana ekologis.
“Pemerintah Daerah harus membuat kebijakan yang bijak dalam menanggapi dan menyikapi permasalahan banjir saat ini, sehingga tidak menjadi agenda tahunan, mempertimbangkan kembali langkah-langkah dan pola yang strategis dalam upaya melindungi hutan,” tutur Agustiandry, Pada Selasa (28/9/2021) melalui pesan WhastApp.
Pemerintah Daerah juga harus berani memberi evaluasi terhadap alih fungsi lahan di Kalteng. Dampak perubahan yang besar kian dirasakan menjadi refleksi bahwa kesadaran terhadap pentingnya menjaga alam dan lingkungan mulai memudar.
Yohanes Eka Irawanto, SE