SuaraKalimantan.com, Palangka Raya
Dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional di Provinsi Kalimantan Tengah, seorang Tokoh Muda dari PDI Perjuangan yang juga seorang Aktifis Muda dan Praktisi Hukum Peradi Kalteng Nashir Hayatul Islam, SH sangat antusias untuk menyemangati kualitas dan kuantitas pendidikan masyarakat Kalimantan Tengah yang perlu ditingkatkan.
Pada Era Wabah Covid 19 ini, dunia pendidikan Indonesia dan Kalimantan Tengah sedang dirundung dilema yang mendalam. Banyak para pelajar baik di tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi tidak bisa belajar secara tatap muka selama dua tahun terkahir.
Nashir Hayatul Islam mengatakan, selama adanya pandemi covid 19Â ini tentunya akan sangat berpengaruh dengan karakter dan sikap para pelajar yang dilahirkan dalam angkatan wabah covid 19 ini.
Masalah yang muncul adalah tingkat semangat belajar yang mulai menurun, biaya SPP yang tidak bisa dibayarkan oleh orang tua karena penghasilan menurun, pengawasan Guru maupun Dosen yang agak kurang hirau dengan masa depan anak-anak pelajar atau Mahasiswanya saat ini.
Maka tidak heran sebut Nashir, jika para lulusan pelajar SMA lebih memilih untuk bekerja dibandingkan melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi.
Perihal ini tentunya Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah maupun Kepala Dinas Kabupaten Kota Se-Kalimantan Tengah sudah seharusnya berkerjasama dengan Para Kepala Sekolah TK, SD,SMP, SMA dan Para Rektor Universitas/Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kualitas dan pengawasan yang sangat ketat terhadap pendidikan yang dienyamkan oleh para Pelajar/Mahasiswa dan disertai pula peningkatan Kesejahteraan para Pendidik baik Guru ASN, maupun Guru Honorer serta Para Dosen.
Hari Pendidikan Nasional tahun ini, Nashir Hayatul Islam berharap agar para Kepala Sekolah harus terjun langsung melihat para pelajar yang sedang kesulitan ekonomi.
Begitu pula para Rektor Universitas/Perguruan Tinggi juga tentunya harus memantau langsung bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa S1, S2 maupun S3 yang dibagikan secara merata dan terseleksi.
Para Rektor sudah seharusnya memberikan wacana agar setiap tahunnya dikampus bisa melahirkan jutaan sarjana, ribuan Magister dan Doktor, serta Ratusan Profesor baru di kampusnya.
“Ada pemahaman yang keliru bahwa dengan bergelar Profesor di kampus akan terjadi persaingan kedudukan jabatan, pandangan seperti inilah yang harus dibuang jauh-jauh, karena sesungguhnya seorang Profesor sejati adalah Profesor yang bisa melahirkan 100 Profesor selama hidupnya,” tutur Nashir.
Nashir me lanjut kan, Sehingga ilmu yang didapat untuk menjadi seorang Profesor haruslah diajarkan kepada para Dosen Muda untuk menjadi Profesor melanjutkan perjuangan Cita-Cita Budi Luhur Pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas lagi.
Dengan lebih banyaknya Profesor maka kualiatas Pendidikan disebuah Kampus akan lebih berkualitas dan melahirkan banyak alumnus yang bisa bermanfaat untuk membangun Bangsa Indonesia di Era 4.0 kedepannya, ungkap Nashir.
Besar harapan kedepannya kata politisi PDIP Kalteng ini, segala bentuk birokrasi pendidikan yang terkesan lamban harus dipercepat, birokrasi pendidikan yang terkesan sikut-sikutan juga harus dihilangkan dan diganti dengan birokrasi pendidikan yang saling bahu membahu membangun kualitas dan kuantitas pendidikan yang lebih tinggi di tanah Bumi Tambun Bungai ini.
“Kunci sukses Pendidikan Indonesia dan Kalimantan Tengah adalah mencerdaskan segenap Generasi Penerus Bangsa Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras dan status sosialnya,” Pungkas Nashir pada Senin (3/5/2021).
Yohanes Eka Irawanto, SE