SUAKA – PELAIHARI. Musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kalimantan selatan khususnya di Tanah Laut menyisakan banyak persoalan, seperti banyaknya rumah – rumah warga yang rusak, fasilitas umum, lahan pertanian yang gagal panen, peternakan bahkan tumpukan sampah akibat di bawa arus.
Seperti yang terjadi di 2 Kecamatan Kurau dan Bumi Makmur. Volume sampah mencapai 120 ton per hari selama banjir melanda Kabupaten Tanah Laut.
Berdasarkan data yang diperoleh terjadi peningkatan 3 kali lipat, sebelum terjadinya banjir, yang mencapai 40 ton per harinya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Gusti Dwi Erzandi Kasuma selaku Kabid Tata Kota Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Lingkungan Hidup Tanah laut pada Rabu, (03/02/2021) di Ruang Kerjanya.
“Paling banyak daerah Bati – Bati, Kurau dan Bumi Makmur, sampai hari menurunkan unit 2 sampai 4 armada yang ada di Kecamatan Bumi Makmur,” ujarnya.
Bersama Pemerintah Desa Erzandi telah berkoordinasi agar sampah di masyarakat dapat dikumpulkan di satu wilayah yang dapat dicapai oleh armada dan petugas sampah.
“Kita sudah bicarakan agar masyarakat bisa bekerjasama meletakkan sampah di depan rumahnya dan diletakkan di titik tertentu sesuai jalur armada kita,” ucap Erzandi.
Selain itu Erzandi juga menyebutkan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) satu – satunya di Tanah Laut yang berada di Desa Bakunci saat ini tidak mengalami kelebihan kapasitas karena sudah adanya kerjasama yang dijalin dengan TPA Banjarbakula sehingga setiap harinya ada 30 ton sampah yang didistribusikan ke TPA Gunung Kupang Banjarbaru.
“TPA tidak masalah, masih berjalan normal, karena sebagian sampai didistribusikan ke wilayah Gunung Kupang karena kita ada koordinasi dengan Gunung Kupang,” tutupnya. (Heryand)