BANJARMASIN, SuaraKalimantan.com – Sebagai salah satu bentuk implementasi program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, KPw BI Provinsi Kalimantan Selatan telah mendukung penguatan kelembagaan pesantren (korporatisasi) melalui pembentukkan HEBITREN, yang telah diresmikan kepengurusannya pada bulan November 2020 lalu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (KPw BI Kalsel) Amanlison Sembiring pada pemaparan mengatakan.
Dalam rangka mendorong peningkatan pertumbuhan upaya mendukung kemandirian ekonomi pesantren, kita laksanakan kegiatan “ business model linkage usaha pesantren budidaya ikan haruan”, Kamis (04/02/2021) di Bumi Tangi Agro Edu Park, Landasan Ulin Tengah, Banjarbaru.
Pada kesempatan acara dihadiri oleh KH. M. Abdul hamid M., S.Pd.I MM., selaku Wakil Ketua I Dewan Pengurus Harian HEBITREN dan selaku Pengasuh dari Pondok Pesantren Walisongo, disamping juga hadir sebagai narsum Pengasuh dari pondok pesantren TP Al Islami, Ushuluddin, Minhajul Abidin, Al Mubarok, Miftahul Ulum, dan Nurul Hidayah.
Kembali Amanlison Sembiring menyebutkan, seperti kita ketahui COVID 19 memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia yang tumbuh melambat. Pemulihan ekonomi nasional di tengah masa pandemi COVID-19 ini terus berjalan dan semakin membaik.
Di tahun 2021 ekonomi Indonesia diprakirakan mampu tumbuh di kisaran 4,8% – 5,8%, didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal Pemerintah maupun dari masuknya PMA.” Sebutnya
“Bank Indonesia optimis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi. Prasyarat itu adalah vaksinasi dan disiplin protocol covid-19 berjalan dengan baik.”
Lima strategi respons kebijakan
yaitu, Pembukaan sektor produktif aman Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran) Peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran Stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, dan Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.” Tuturnya
“Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi membangun optimisme oleh semua pihak baik pemerintah (pusat dan daerah), Bank Indonesia, OJK, LPS, perbankan dan berbagai pihak lainnya.”
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang mempunyai peranan mendalam dan sentral di tengah mmasyarakat.”Ucap Amanlison
“Namun demikian, tidak dapat kita pungkiri masih terdapat banyak pondok pesantren yang memiliki tantangan untuk memberdayakan kemandirian ekonomi pesantren dalam pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan kegiatan perekonomian dipondok pesantren.”
Menurut Amanlison, sebagai bagian dari dukungan terhadap pemulihan ekonomi, kami memandang perlu dukungan terhadap kemandirian ekonomi pesantren, baik berupa pengembangan unit usaha baru maupun peningkatan kapasitas usaha dari pondok pesantren.” Ujarnya
“Bank Indonesia memiliki tiga program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren untuk mendukung pesantren sebagai basis arus ekonomi Indonesia.”
Pertama, pengembangan berbagai unit usaha berpotensi yang memanfaatkan kerja sama antar pesantren. Kedua, mendorong terjalinnya kerja sama bisnis antar pesantren melalui penyediaan virtual market produk usaha pesantren sekaligus business matching. Ketiga, pengembangan holding pesantren dan penyusunan standarisasi laporan keuangan untuk pesantren dengan nama Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia atau Santri yang dapat digunakan oleh setiap unit usaha pesantren.” Imbuhnya
“Dalam mewujudkan hal tersebut, tentunya diperlukan sinergi dan koordinasi antar berbagai pihak yang terkait. Sinergi antara Bank Indonesia, Dinas Koperasi dan UKM, Perbankan serta stakeholder lainnya dalam upaya mendukung dan mendorong kemandirian ekonomi pesantren di Kalimantan Selatan antara lain seperti yang kita lakukan pada hari ini, yaitu “Program linkage usaha pesantren budidaya ikan haruan”.
Kita sudah sangat menyadari bahwa implementasi program kemandirian ekonomi pesantren memiliki peran penting karena memberikan sumbangan yang signifikan khususnya dalam menopang dan mendorong keberlangsungan roda perekonomian pondok pesantren serta masyarakat yang ada disekitarnya.” Kata Amanlison
“Bank Indonesia sebagai bank sentral yang merupakan mitra dari pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, akan senantiasa berupaya untuk memberikan kontribusi yang terbaik melalui kebijakan pengembangan kemandirian ekonomi pesantren dan berbagai pelatihan seperti bantuan teknis serta Program Sosial Bank Indonesia.”
Sehingga pondok pesantren diharapkan dapat tumbuh menjadi produktif, inovatif dan keberadaannya mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.” Pesan (KPw BI Kalsel) Amanlison Sembiring. (Hms BI/@tim)
Editorial : M. Hatim Darmawi
Redaksi, SuaraKalimantan.com