Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat menjadi panelis acara High-Level seminar on Banking Supervisory and Regulatory in a Post-Pandemic World secara virtual, Senin (16/11/2020).
SUAKA –Permintaan kredit menurun, hal itu dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Menurutnya ini merupakan salah satu tantangan untuk memulihkan ekonomi pada sektor perbankan akibat pandemi corona di Indonesia.
Walau bauran kebijakan fiskal dan moneter telah dilakukan dengan cara pemberian injeksi dana pada sektor perbankan.
Serta pemberian fasilitas penjaminan kredit, namun ternyata permintaan kredit pada perbankan masih rendah.
“Itu salah satu perhatian pemerintah saat ini,” katanya saat menjadi panelis acara High-Level Seminar on Banking Supervisory and Regulatory in a Post-Pandemic World secara virtual pada Senin (16/11/2020).
“Selain itu, perbankan juga masih berhati-hati dalam memberikan kredit karena mereka memproyeksikan perekonomian yang masih belum membaik,” jelas Menkeu menambahkan.
Sri Mulyani menerangkan, untuk memulihkan permintaan kredit perbankan, erat kaitannya juga dengan upaya memulihkan permintaan riil konsumsi di masyarakat.
Skemanya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), seperti program jaminan sosial untuk mempertahankan konsumsi masyarakat.
Selanjutnya penyederhanaan proses dalam pemberian fasilitas baik subsidi maupun insentif bagi para pelaku UMKM.
Kemudian penempatan dana pada perbankan untuk menjaga likuiditasnya.
“Komunikasi kepada semua pihak menjadi hal yang sangat penting, dalam situasi yang masih dipenuhi ketidakpastian karena pandemi Covid-19,” tegas Menkeu Sri Mulyani.
Sejauh ini Kemenkeu RI melakukan komunikasi dengan perbankan dan komunitas bisnis dan para pengusaha. Pasalnya ini sangat penting untuk memastikan semua pihak harus mengetahui arah kebijakan pemerintah.(@tim/SC)