SUAKA – BATULICIN. Baru-baru ini warga net dihebohkan dengan beredarnya postingan foto-foto sungai yang di duga telah tercemar limbah yang berasal dari pertambangan batu bara.
Foto-foto tersebut telah beredar luas di grup facebook Habar Banua +6 Kalimantan, seperti postingan akun Arbian S pada hari Rabu, 21 Oktober 2020 tulisnya.
“Sungai Pabilahan Desa Sejahtera Mulia tercemar lumpur, kali ini lebih parah, lumpur bercampur cairan Hitam, segala jenis Habitat Sungai Mati. Warga berbondong-bondong turun kesungai untuk mengambil ikan. Sebagian Warga lainnya protes terhadap perusahaan, untuk info lengkapnya belum tercopy,” tulis nya pada laman branda
Selanjutnya media ini menyambangi warga yang berdomisili dikawasan jalan hauling atau tepatnya jembatan Sungai Pabilahan RT05 Desa Sejahtera Mulia Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan pada Sabtu, (24/10/2020).
Dari beberapa keterangan warga yakni, “beberapa hari yang lalu, tepatnya hari rabu pak, sungai ini airnya hitam berlumpur, serta terdapat dugaan limbah jenis B3 berupa minyak pelumas bekas atau dikenal dengan oli bekas, yang sengaja dialirkan ke sungai,” tukas remaja yang lagi nongkrong diwarung kopi, ia minta namanya jangan disebutkan.
Kuat dugaan kami limbah itu berasal dari tambang Darma Henwa (DH), sebab dulu selagi tambang PT. Thiess beroperasi di daerah sini tidak pernah ada limbah, dan sekarang sering, pungkasnya.
“Kami dengan beberapa warga lainnya sudah mendatangi pihak perusahaan PT. Darma Henwa sub-kontraktor PT. Arutmin Indonesia Tambang Satui, mereka minta estimasi sampai tanggal 28 Oktober ini pak,” ucap lelaki yang mendekati paruh baya dan medok dengan logat Jawanya.
Sementara itu, Ari Irawan selaku CD Supervisor PT Arutmin Indonesia Tambang Satui saat di konfirmasi melalui pesan WhatsApp beliau mengakui memang ada pencemaran Sungai Pebilahan.
“Semalam ada rembesan dari tambang, dan sudah langsung di tindak lanjuti dan sudah clear om, saat ini air sungai sudah normal, “balas Ari melalui pesan whatsApp singkat.
“Kd usah pian beritakan gen BLHD copy sudah om” tegas Ari Irawan.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanah Bumbu Rahmat P Udoyo, saat di konfirmasi terkait pencemaran air sungai tersebut melalui pesan whatsApp tidak dibalas, lalu kemudian melalui telepon genggam, awalnya sempat terhubung baru menanyakan kabar dan terdengar suara Kadis Rahmat, mengucapkan.
“Aduh sinyal jelek nih halo,halo,halo”. Ucapnya, sambungan telpon terputus. Beberapa saat kemudia awak media ini mencoba menghubungi kembali, akan tetapi tidak tersambung hanya terdengar nada tunggu. (barlis)