Heppy Tenggono (President of Indonesian Islamic Business Forum)

SUAKA – JAKARTA. Banyak yang bertanya, apakah wabah Corona atau covid-19 akan memicu krisis ekonomi? Mengapa pemerintah penuh keragu – raguan dalam mengatasi Corona, apakah karena kuatir ekonomi terganggu?

Di IIBF kita telah membahas kemungkinan Indonesia masuk dalam krisis ekonomi jauh sebelum adanya wabah Corona, bahkan beberapa bulan sebelum Corona IIBF telah membentuk satgas khusus untuk membantu para Pengusaha jika terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Artinya apa? Bahwa krisis ekonomi bagi Indonesia hanya persoalan waktu saja, hari ini Corona datang menjadi faktor percepatan kemungkinan itu, bahkan bagi sebagian orang krisis ekonomi itu sudah terjadi hari ini, rupiah yang terjun bebas, lonjakan harga barang, menghilangnya pasokan, kebutuhan pokok mulai sulit dipenuhi..itu bentuk bentuk krisis yang bisa kita lihat.

Jadi sekarang bagaimana?

Ya inilah kenyataan yang harus kita hadapi, mengeluh tidak akan menyelesaikan persoalan.

Tidak semua orang mengalami hal sama, ada juga Pengusaha yang justru dapat berkah dari krisis. Bersyukurlah, karena bagi sebagian besar Pengusaha pilihannya hanya dua, win or die!

Bagaimana kita melawati krisis ini, setidaknya ada 4 faktor yang menentukan apakah kita akan menang atau kita akan terkapar menghadapi krisis ini.

1) Leadership.

Ketahuilah bahwa semua dimulai dari sini.

Kita harus memahami bahwa krisis ini bukan aib, ini kenyataan yang harus kita hadapi, nggak usah malu, temennya banyak.

Siapkan mindset yang tepat, mindset yang tepat ukurannya adalah kesiapan mental menghadapi kenyataan dan kemampuan untuk bertindak dengan tegas.

Kunci memenangkan krisis letaknya bukan pada sumber daya yang dimiliki, tetapi pada Leadership.

Memimpin di saat semuanya baik baik saja bisa dilakukan oleh banyak orang, tetapi kepemimpinan sejati dilihat pada saat ini, di saat menghadapi krisis.

Baca Juga:  Sat Lantas Polres Kotabaru, Sosialisasi Protokol Kesehatan Bagikan Stiker Dan Masker Pada Pengguna Jalan

Krisis menguji kepemimpinan.

Mahatir memimpin Malaysia menjadi satu satunya negara yang paling cepat pulih dari krisis 98 justru karena menolak bantuan IMF. That is leadership.

2) Strategi dan Management.

Isu paling sentral dalam melewati krisis adalah persoalan keuangan, persoalan liquiditas, persoalan cashflow.

Prioritasnya adalah bagaimana agar anda tidak kehabisan nafas, agar tetap bisa memenuhi kebutuhan minimum, agar situasi tidak berkembang menjadi chaos.

Maka yang diperlukan adalah Contingency Plan, Extra ordinary action, bukan sekedar langkah langkah normal.

Fikirkan hal itu, dan lakukan dengan cepat. Lakukan mitigasi resiko.

Saya akan bahas lebih mendetail tentang hal ini dalam kesempatan berikutnya.

3) Fokus pada Peluang.

Krisis terjadi karena daya beli menurun secara meluas, mengakibatkan banyak yang tidak mampu membayar utang, mengakibatkan pemasok barang tidak sanggup lepas barangnya, mengakibatkan barang menjadi langka, mengakibatkan Bank kesulitan liquiditas, mengakibatkan banyak perusahaan tutup, mengakibatkan banyak PHK, mengakibatkan daya beli turun lebih meluas lagi, demikian terus berputar dalam waktu cepat sehingga kehidupan menjadi sulit.

Namun demikian, hukum keseimbangan itu tidak saling meniadakan, tetapi memberikan keseimbangan. Ketika satu pintu tertutup maka ada pintu lain yang sedang terbuka.

Jadi, selain meluluh lantakkan tatanan ekonomi,
Krisis ternyata juga melahirkan kisah kisah kebangkitan.

Para pengusaha, belajarlah dari Wardah, dari Kino. mereka adalah portofolio sukses produk krisis. Mereka berhasil berselancar dalam gelombang krisis pada tahun 98 dimana krisis justru menjadi keberkahan tersendiri. Kita doakan semoga krisis kali ini bukan hanya Wardah dan Kino saja yang akan berhasil, tetapi juga semakin banyak perusahaan perusahaan anak bangsa yang berhasil terbang tinggi.

Bagi bangsa Indonesia sendiri, hari ini saatnya kita menjadi lebih mandiri dari ketergantungan produk produk asing. Tidak perlu buang buang dolar yang menyengsarakan, tidak perlu ada defisit neraca perdagangan lagi. Hari ini saatnya kita membela produk bangsa sendiri.

Baca Juga:  Lagi, Koramil 1022-06/Sungai Loban gelar Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan di pasar

Perlu komitmen dari pemimpin nasional dan daerah, dari para tokoh, kita dorong masyarakat untuk menggunakan produk anak bangsa. Dengan cara ini maka produk – produk baru akan segera bermunculan, maka usaha akan mulai menggeliat, maka ekonomi akan berangsur pulih dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Ada 5 jenis gelombang di saat krisis yang harus kita kenali, dan merumuskan bagaimana kita harus berselancar di atasnya. Oleh masyarakat, oleh para Pengusaha. Kita akan bahas pada waktu yang tepat.

4) Keyakinan. Tugas pemimpin itu inspire confident.

Anda menjadi cermin bagi orang orang yang anda pimpin. Kalau anda ragu semua orang akan lebih ragu, kalau anda ciut semua orang akan takut. Sementara tidak ada kemenangan yang terjadi dengan modal ragu dan takut.

Allah tidak membebani seseorang kecuali dia sanggup. Jadi, kalau Allah saja percaya sama kita kenapa kita tidak percaya dengan diri kita sendiri?

Hari ini saatnya kita banyak belajar, banyak mendengar, banyak menimba pengetahuan. Keyakinan lahir karena pengetahuan. Memiliki keyakinan artinya juga memiliki kesabaran, orang bisa sabar karena dia yakin. Yakin bahwa di balik kesulitan ini ada kemudahan.

Disaat krisis ini kita terpanggil untuk lebih banyak melakukan kebaikan, lebih banyak berbagi, lebih banyak menolong orang, lebih menunjukkan tanggung jawab sosial. itu semua cermin keyakinan. Bulatkan tekad dan bertawakallah.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kesulitan yang kita hadapi.

Semoga bangsa Indonesia segera terlepas dari kesulitan dan mendapat hikmah dari kesulitan yang hari ini kita hadapi. (witan/dam).

Dibaca 10 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top