SUAKA – JAKARTA. KETUA umum Forun Komunikasi Doa Bangda (FKDB) H Ayep Zaki S.E. menyampaikan tanggapannya terhadap harapan dan keinginan luhur Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada peringatan hari korupsi sedunia kemarin.
Menurut Pembina Yayasan Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB) ini, apa yang di sampaikan presiden Jokwoi sudah sangat tepat karena perbaikan sistem pemberantasan korupsi di Indonesia sudah berjalan lama tetapi seolah-olah berjalan ditempat.
Kemarin, Presiden Jokowi menginginkan agar kesadaran perilaku antikorupsi ditumbuhkan sejak dini bagi generasi muda Indonesia. Menurut Jokowi, menanamkan kesadaran antikorupsi tersebut penting sehingga harus dilakukan secara besar-besaran
“Pemberantasan korupsi belum memperlihatkan hasil yang signifikan dan memenuhi harapan masyarakat. Malah terkesan wabah korupsi semakin marak dan masif,” kata Ayep Zaki Selasa (10/12/2019).
Oleh karena itu, menurut Zaki, pemberantasan korupsi harus dimulai perbaikan dan pembinaan pola pikir generasi muda. Dan itu dimulai dari sejak usia dini serta harus ditanamkan disetiap sekolah.
“Secara pribadi saya sangat mengapresiasi terhadap keinginan dan harapan bapak presiden. Oleh karena itu jauh-jauh hari saya tekankan dan saya tanamkan di lingkungan FKDB dan YPPDB tentang jujur ikhlas dan amanah,” jelasnya.
Dilingkungan pendidikan YPPDB, lanjut dia, bahkan kita tekankan pada pola pendidikan dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dengan character building yang baik dan dimulai sejak PAUD atau pendidikan anak usia dini.
“Mudah mudahan VISI dan MISI YPPDB selaras dengan harapan Presiden,” demikian tutur Ayep Zaki.
Sebelumnya pada media Presiden Joko Widodo menginginkan agar kesadaran perilaku antikorupsi ditumbuhkan sejak dini bagi generasi muda Indonesia. Menurutnya, menanamkan kesadaran antikorupsi tersebut penting sehingga harus dilakukan secara besar-besaran.
Demikian disampaikan usai menyaksikan pagelaran drama bertema antikorupsi di SMKN 57 Jakarta, Senin, 9 Desember 2019. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia 2019.
“Kenapa di sekolah? Kita tahu, saya kira Pak Mendikbud memiliki 300 ribuan sekolah, ada siswanya 50 juta pelajar. Inilah yang harus menjadi target, karena apapun, demografi kita ke depan, anak-anak inilah yang akan mengisi negara ini di titik-titik jabatan apapun,” kata Presiden.
Oleh sebab itu, Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran mengenai antikorupsi harus diberikan sejak dini kepada seluruh anak Indonesia. Dengan demikian diharapkan semuanya sadar bahwa perilaku korupsi itu tidak benar.
Selain bisa menjangkau sekitar 50 juta pelajar, kata Presiden, penanaman kesadaran antikorupsi di sekolah juga bisa menyasar para guru yang berjumlah sekitar 3,5 juta di seluruh Indonesia.
“Setiap tahun saya hadir. Hanya ini kan Pak Ma’ruf belum pernah ke sana, ya bagi-bagi lah. Masa setiap tahun saya terus? Ini Pak Ma’ruf belum pernah ke sana, silakan Pak Ma’ruf. Saya di tempat lain,” ungkapnya. (red)