SUAKA – JAKARTA. KETUA Koordinator BUMN Watch Naldy N Haroen SH mengapresiasi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) PT. Pertamina.
“Kami mengapresiasi masuknya Ahok jadi Komut Pertamina. Kami yakin, Ahok akan membawa perubahan besar di perusahaan pelat merah tersebut,” kata Naldy Jum’at (22/11/2019).
Sore tadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungumkan mantan Gubernur DKI itu menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
“Ahok, nanti akan didampingi oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama. Insyallah, saya rasa sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan menjadi Komut Pertamina,” kata Erick saat dijumpai di Istana Kepresidenan, Jumat.
Naldy melanjutkan, meski ada penolakan sejumlah pihak terhadap Ahok itu merupakan hal yang wajar. Namun, kata dia, mantan Bupati Belitung Timur itu harus diberikan kesempatan bekerja.
“Dalam sebuah keputusan pasti ada pro dan kontra. Berikan Ahok kesempatan untuk membenahi Pertamina dulu. Jadi jangan suudzon dan pesimis dengan Ahok,” ujar Naldy.
Naldy meyakini, Ahok memberikan yang terbaik kepada Pertamina. Terutama memberikan masukan dan kontrol, supaya Pertamina menjadi perusahaan yang bagus dan bisa mewujudkan kedaulatan energi.
“Kinerja Pertamina yang selama ini kurang bagus tentu akan dibenahi oleh Ahok,” tutur Naldy.
Naldy Haroen berharap, Ditektur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan karyawan yang tergabung dalam serikat pekerja Pertamina dapat menerima kehadiran Ahok dengan lapang dada dan dengan rasa kekeluargaan.
“Mau tidak mau seluruh jajaran Direksi, pegawai dan serikat pekerja harus menerima keputusan ini. Jadi, saya berharap sambutlah Ahok dengan penuh kehangatan sehingga saling bekerjasama untuk memajukan Pertamina,” tutur Naldy Haroen.
Dirinya juga mewanti-wanti agar jajaran Pertamina jangan ada yang coba-coba menghalangi keputusan tersebut. Dia curiga, kalau ada kelompok yang menolak Ahok masuk di Pertamina mereka tidak ingin perusahaan itu bersih.
“Kalau ada yang menghalang-halangi keputusan tersebut berarti ada sesuatu di tubuh Pertamina yang selama ini disembunyikan dan tidak mau menerima orang yang ingin membersihkan Pertamina dari mafia migas dan koruptor,” pungkas Naldy Haroen. (red)