DALAM 30 tahun terakhir, kopi Indonesia telah merambah pasar Mesir, kini segala umur menjadi konsumen aktif kopi Indonesia. Minum kopi sudah menjadi tradisi dan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Mesir yang tidak bisa dilewati.
Kebutuhan masyarakat Mesir akan kopi Indonesia terus meningkat, yang antara lain ditandai dengan ekstensifikasi pabrik-pabrik pengolahan kopi Indonesia yang terdapat di Mesir. Salah satunya dengan peningkatan perluasan kapasitas produksi Pabrik Pengolahan Kopi Ahmed Al Sheikh di Borg Arab, Alexandria, yang 29 Agustus 2019, diresmikan pembukaannya oleh Minister Counselor, Iwa Mulyana mewakili Duta Besar RI untuk Mesir didampingi oleh Atase Perdagangan dan staf.
Selama ini KBRI Cairo telah membina dan menjalin hubungan baik dengan para pelaku usaha kopi di Mesir, salah satu yang terbesar adalah Haggag Import & Export Co.
Perusahaan ini telah banyak melakukan upaya terobosan-terobosan promosi dan pemasaran kopi di Mesir sehingga dapat membantu peningkatan jumlah kebutuhan konsumsi kopi pada masyarakat di Mesir. Adapun jejaring yang telah berhasil dibangun Haggag diantaranya adalah pengusaha Ahmed Al Sheikh yang telah merintis usaha kopinya sejak tahun 1990an di Provinsi Alexandria.
Sejak tahun 2004, Haggag Import & Export Co, dan Al Nada for Import Co telah mensuplai biji kopi asal Indonesia yang diolah di pabrik kopi Ahmed Al Sheikh. Melalui pabrik yang baru diresmikan ini, kini dengan mesin kopi buatan Turki berkapasitas 600 kg per jam mampu mengolah dari semula kapasitas 120 ton per bulan menjadi 180 s/d 450 ton bubuk kopi per bulan.
“Indonesia mendominasi ekspor penjualan kopi di Mesir sebesar 50-60 persen dari total peredaran kopi impor yang ada di Mesir senilai 118 juta dolar pada tahun 2018, saingan utama Indonesia adalah Vietnam, Brazil, India, Italia dan Kolombia,” ujar Mincon Iwa Mulyana, dalam sambutan peresmian pabrik kopi Ahmed Al Sheikh.
Atase Perdagangan KBRI Cairo, Irman Adi Purwanto Moefthi menambahkan, ekspor kopi Indonesia ke Mesir pada tahun 2018 sesuai data CAPMAS Mesir pertumbuhannya mencapai 14,77 persen sehingga berhasil membukukan transaksi sebesar USD 58,17 juta. Nilai ekspor kopi Indonesia pada periode Januari-Mei 2019 mencapai USD 29,73 juta atau naik 27,05 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 23,40 juta.
Pada periode tersebut, kopi Indonesia mendominasi rata-rata pangsa pasar Mesir sebesar 46,61 persen dengan harga jual rata-rata USD 1780 per ton base on CIF Pelabuhan Mesir.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Hassan Haggag, CEO Haggag Import & Export Co, importir kopi Indonesia menerangkan, dulunya orang Mesir minum kopi sehari dua kali, kini bisa mencapai sehari 5 (lima) kali.
“Di kota-kota besar baik di Cairo, Alexandria, Mansoura, Port Said dan kota-kota di Selatan Mesir menyukai minum kopi Indonesia. Orang Mesir suka kopi yang diracik dengan bumbu dan rempah-rempah,” ungkap Hassan Haggag, peraih penghargaan pemerintah Indonesia, Primaduta Award Tahun 2016 dan 2017 di sela-sela peresmian Pabrik pengolahan kopi terbesar, Ahmad Al Sheikh di Alexandria.
Dalam peresmian pabrik kopi dimaksud, hadir pula Hariyanto Lim, Direktur Utama PT Asal Jaya yang mensuplai kopi robusta untuk para importir Mesir.
“Kopi robusta saat ini produksi nya mulai berkurang karena petani kopi mayoritas hanya memiliki lahan rata-rata kurang dari 1 hektar karena harga kopi murah petani tidak merawat tanaman kopi, biaya produksi dengan harga jual sudah tidak memadai untuk kebutuhan petani,” jelasnya.
Produksi kopi Arabika Indonesia mulai meningkat karena harganya jauh lebih baik. Arabika Indonesia di harapkan bisa bersaing di pasar Mesir.
“Bukan hanya kopi Robustanya saja yang dominan tapi juga Arabika nya bisa mendapatkan peringkat seperti kopi Robusta Indonesia yang selama ini merajai pasar kopi di Mesir,” ujar Hariyanto optimis terhadap eksportasi kopi Arabika untuk pasar Mesir.
Di sela-sela pertemuan dengan para importir kopi di Borg Arab Alexandria, Dr Hassan Haggag mengungkapkan komitmennya, pada Trade Expo Indonesia (TEI) mendatang akan menandatangani kontrak pembelian kopi Indonesia bersama eksportir kopi Indonesia sejumlah USD 40 juta.
“Pada tahun 2018, perusahaan kami telah menandatangani sejumlah 30 juta dollar dan target itu tercapai,” ungkap Hassan Haggag yang juga adalah Guru Besar di Perguruan Tinggi di Malaysia.
Selain itu, Atase Perdagangan KBRI Cairo menyampaikan, dalam rangka peningkatan ekspor dan diplomasi perdagangan, Duta Besar RI, Helmy Fauzy menginisiasi digelarnya forum bisnis Agri Expo Indonesia yang akan digelar pada 08-09 September 2019 di Cairo, Mesir.
Kegiatan ini dapat terselenggara berkat kerjasama Kemlu, Kemendag dan Kementan dengan menghadirkan para pelaku usaha produk agro potensial Indonesia seperti kopi, minyak sawit, buah-buahan tropis, rempah-rempah dan produk agro lainnya.
Pada forum bisnis tersebut, nantinya akan dibahas mengenai upaya peningkatan ekspor produk-produk unggulan di bidang agro ke Mesir.
Kegiatan Agri Expo dimaksud akan mencakup beberapa rangkaian kegiatan antara lain Business Gathering, One on One Business Matching dan pameran produk Indonesia. Selain itu KBRI Cairo juga akan menggelar pertemuan diaspora dan pelaku usaha muda Indonesia di Mesir. {اصفهانی}