Partai Demokrat dalam Kisaran Politik Nasional. Kemarin, Hari Ini dan Besok

Oleh: Hencky Luntungan

KEMARIN; TAHun 2001, Partai Demokrat atau PD lahir sebagai bayi politik praktis, menggeluat, memaksakan diri dengan sebongkah keyakinan, dari Jalan Saharjo, ke Jl.MT. Haryono, lalu ke Rawasari.

Para pendiri Pak Ventje, Pak Yani Wahid, dan Hencky Luntungan membagi tugas. Pak Ventje menyiapkan gedung dan material yang dibutuhkan. Duet Yani Wahid dan Hencky Luntungan dilapangan menghimpun para personil dan menyiapkan administrasi.

Tanggal 1 Juni 2001, terhimpunlah beberapa personil non TNI, dan Polri.

Ada 8 personil guru besar yang bergelar profesor, ditambah dengan beberapa tokoh nasionalis dan religius terbentuklah sebuah partai yang oleh Ahmad Yani Wahid dinamakan Partai Demokrat, karena saat itu beliau baru keluar dari partai Republik.

Oleh beliau (Ahmad Yani Wahid) pada tanggal 4 Juli 2001, setelah selesai tandatangan akte notaris, AD/ART diselesaikan oleh Ahmad Yani Wahid, serta lambang partai dibuat oleh bapak Ivan Pioh, maka disusunlah struktur DPP partai Demokrat dan menunjuk Hencky Luntungan sebagai formatur dan pada tanggal 8 Juli didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM oleh bapak. RM. Probo Subagyo, dan Hencky Luntungan.

Menggeliat dalam berbagai kekurangan dan keterbatasan kami para pendiri berbuat tanpa pamrih dengan target 2,5% sesuai aturan PT saat itu.

Koordinasi di 31 Propinsi untuk membentuk DPD dan DPC, oleh karena semangat , kerja keras dan kemurahan maha besar Allah medio tahun 2002 bayi parati Demokrat berdiri di 26 Propinsi, dan pada Februari tahun 2003, exist di 31 Propinsi dan kurang lebih 311 Kabupaten dan Kota.

Sementara pada April 2003 bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai melirik, masuk dan yakin partai Demokrat akan mampu mengusung beliau menjadi Presiden sekaligus menjadikannya sebagai mascot untuk Pilpres.

Baca Juga:  Polres Tapin Meriahkan HUT RI ke-74 Dengan Banyak Kegiatan

Tahun 2004 beliau terpilih menjadi Ptesiden ke 6, melalui kerja keras para pendiri dan deklarator di daerah dengan meraup hasil 7,4 % dilanjutkan tahun 2009 sebesar 20,4 %.

HARI INI; Sejak partai Demokrat dipimpin langsung oleh SBY, sungguh tak disangka tapi kenyataan menukik tajam pada tahun 2014 hanya 10,3% dan tahun 2019 lebih hancur lagi yakni 7,7 %.

Dari sisi manajemen partai Demokrat terjadi kesalahan. Ketika partai Demokrat menyingkirkan seluruh pendiri, deklarator dan semua orang-orang lama yang telah membesarkan partai Demokrat.

Disisi lain pak SBY telah melakukan kebohongan publik dengan mengklaim bahwa partai Demokrat didirikan oleh keluarganya di Cikeas, lalu menjadikan dirinya tokoh utama. Dimana pak SBY adalah tokohnya, dan inilah yang bermuara menjadi partai dinasti yang kemudian berupaya menggiring kedua putranya sebagai pewaris.

Pak SBY lalu dengan arogannya mengangkat seluruh pengurus melalui kerabat dekat sang pangeran Al hasil, marwab partai Demokrat sesuai sejarah berdirinya sengaja dihilangkan.

Untuk mempertahankan egoisme nya, maka diangkatlah, para abdi dalem sebagai juru bicara, untuk memutar balikan fakta sejarah sekaligus mengcounter seluruh masukan untuk membesarkan partai Demokrat.

Dengan cara apapun pak SBY akan mempertahankan kekuasaan (homo homoni lupus) Machiavelie. Maka di angkatlah para juru bicara yang tidak santun, tidak paham politik dan tidak memiliki norma dan etika politik, kemudian berujung pada pemikiran pak SBY sengaja menciptakan manajemen konflik.

Hari ini, kita sedang diperhadapkan dengan kondisi pra Pilpres dan Pileg.

Hari ini juga partai Demokrat sedang dibully habis-habisan. Hari ini juga DPP partai Demokrat sedang diperhadapkan dengan masalah Internal.

Pertanyaannya dimanakah Pak SBY sebagai Ketua umum partai Demokrat PD…?

Baca Juga:  Pelaku Sudah Jelas, PH Basirun Minta Polisi Lakukan Tindakan

Hari ini DPP partai Demokrat berada di gelombang dan kisaran politik nasional dan badai internal.

Seharusnya pak SBY sebaga Ketua umum segera mengumpulkan para pendiri untuk duduk bersama mencari solusi. Bukan duduk bersama dan mendengar wejangan pak SBY.

BESOK; Untuk kembali meraup suara yang hilang, solusinya adalah bersatu kembali kekuatan yang lama dan kekuatan yang baru dalam menghadapi Pilkada dan Pilgub, sebagai awal kerjasama kekuatan secara frontal, dengan menghimpun kekuatan para pendiri dan FKPD yang exist di seluruh Indonesia.

Disisi lain, konsentrasi membenahi, sistim manajemen dalam menghadapi Kongres, sekaligus melupakan untuk merebut kursi kabinet agar partai Demokrat tidak kehilangan muka. Lalu meredam nyanyian dengan suara sumbangnya AntasarinAzhar, Nazarudin dan PKPI dengan cara yang elegan, santun, cerdas dan terukur.

Sebagai pendiri partai saya yakin jika dengan segala kerendahan sebagai negarawan pak SBY melakukan saran-saran ini, dipastikan pada tahun 2024 partai Demokrat akan kembali berjaya. Dengan catatan, jadikan partai ini benar-benar demokratis sesuai sejarah dan marwah berdirinya Demokrat sehingga dalam Kongres harus terbuka siapa yang akan dan hendak maju dipersilahkan dengan konsep VISI dan MISI, dalam kebersamaan.

Demikian sedikit goresan yang merupakan kritik konstruktif untuk menjayakan kembali partai Demokrat dimasa depan.

Penulis adalah salah satu Pendiri partai Demokrat

Dibaca 38 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top