Oleh : Advokat H. Abdullah Sani, S.H., M.Ag. (Haji Dudung)
TAUHID merupakan inti ajaran Islam yang memuat prinsip – prinsip Keesaan Allah, Tuhan Pencipta alam, dalam konsep tauhid Tuhan diyakini sebagai satu- Satu nya zat yang esa, tunggal, baik dalam zat – sifat – asma dan af’al.
Dia ditetapkan sebagai pencipta yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan selain Tuhan merupakan makhluk ciptaan Nya yang memiliki sifat ketergantungan kepada Nya
Menurut ajaran tauhid (islam) manusia menempati posisi istimewa diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain dan di dalam Islam ditegaskan bahwa eksistensi manusia sebagai khalifah fi al ardl (Surah Al- Baqarah 2 : 30).
Selain itu juga berkedudukan sebagai abd Allah dan keduanya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tak dapat dipisah-pisahkan.
Sebagai khalifah fi al ard dimana manusia memiliki kedudukan sebagai wakil Tuhan dimuka bumi, yakni manusia mempunyai tugas kosmik yaitu mengadakan aktivitas observasi – ekspremen dan eksplorasi terhadap sumber daya yang disediakan oleh Allah.
Sunber daya yang disediakan tersebut untuk memenuhi kehidupannya disamping itu pula manusia memiliki kesadaran moralitas untuk senantiasa menempatkan iman kepada eksistensi Tuhan sebagai pemberi petunjuk dan pembimbing bagi manusia, dan apa saja dan dalam bentuk aktivitas apa pun yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari kodrat & Iradat (kekuasaan dan kehendak) Tuhan.
Adapun realisasi dari sifat iradat dan perintah Tuhan terbagi dalam dua bentuk :
- Iradat Tuhan yang diaktualisasikan dalam bentuk hukum alam yang tetap atau Sunnah Allah.
- Iradat Tuhan yang diaktualisasikan dalam bentuk hukum moral (budi pekerti)
Iradat Tuhan yang teraktualisasi dalam bentuk hukum moral atau amanat adalah didasarkan pada kodrat manusia yang tercipta atas unsur materi (alam) dan ruhani (spiritual) dan berdasarkan kodrat alamiah manusia tak dapat melepaskan diri dari sunnah Allah.
Karena sunnah Allah berupa perintah dan petunjuk itulah pedoman dan bimbingan bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi dalam beraktivitas dengan segala maksud dan tujuaannya, tanpa hal ini manusia tidak dapat menunaikan apa yang telah menjdi
amanah bagi dirinya (la haula wala quwwata ila billah).
Sifat kodrati manusia ini terakomudasi kepada sifat Allah, Dia Maha Mengatur dan Maha Mengurus makhluknya dan sangat dekat kepada manusia.
Surah Al- Hadid 57 : 4 ” ..Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada, Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
Surah Yunus 10 : 16 “Katakanlah jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakanya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu” Sesungguhnya Aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumya Maka apakah kamu tidak memikirkanya.
Maka dari itu melalui kesadarannya (iman) seorang muslim dapat melihat Tuhan dalam setiap objek atau peristiwa, dan bagi mereka yang memahami dan mengikuti prakarsa ilahi atau pola-pola yang ada di dalam objek dan peristiwa itu semua bersumber dari kausalitas Tuhan maka sempurnalah imannya dalam memahami eksistensi Tuhan.
Sebagaimana Surah Al- A’raf 7 : 54 “Ingatlah , menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Maha Suci Allah Tuhan semesta alam”.
Kata simpulnya adalah setiap manusia yang bertauhid tentulah ia mengagungkan segala bentuk dan wujud kekuasaan Allah dalam setiap aktivitas kehidupan, tauhid dan moral terpatri di dalam imannya dan tak akan mudah rapuh sampai kepada titik temu antara Tuhan dengan hamba-Nya.
(Innalillahi wa innalillahi roji’un) dalam iman. “Dari mana asal manusia dan kemana kelak ia dikembalikan”.