PENGAMAT politik dan hukum Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam menilai sah-sah saja senior partai Demokrat yang mengatasnamakan diri Presidium Gerakan Moral Penyelamat Demokrat (GMPPD) mendesak agar dilangsungkannya Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurutnya, dalam tubuh organisasi memang diperlukan penyeggaran kepengurusan tanpa harus menunggu suatu Kongres untuk memilih Ketua umum yang habis masa jabatannya terlebih dahulu.
“Namun harus diperhatikan juga syarat-syarat KLB dalam AD/ART dalam organisasi itu,” kata Saiful Anam Jum’at (14/6/2019).
Saiful Anam menambahkan, jika benar-benar terjadi KLB, partai Demokrat harus mencari sosok figur yang cocok sebagai pengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Jangan sampai Ketua umum nanti justru membawa partai Demokrat malah terpuruk lagi,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, kegelisahan didalam tubuh partai Demokrat sehingga menuntut KLB menunjukkan telah terjadi degadrasi kepemimpinan kepada Ketua SBY.
“Kalau Ketua umum menjalan roda organisasi dengan baik tentu suara partai akan terus naik. Artinya, SBY telah gagal memimpin partai sehingga GMPPD menuntut KLB,” pungkasnya.
Kemarin, Kamis (13/6/2019) GMPPD mendorong partai berlambang Mercy itu untuk menggelar KLB. Mereka menuntut penyelenggaraan KLB Demokrat paling lambat 9 September 2019.
Sebagai informasi, sejumlah politikus senior Demokrat tergabung di GMPPD, antara lain Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yahya.
“Kami menetapkan momentum puncak GMPPD dengan menyiapkan, mendorong dan melaksanakan suksesnya Kongres Luar Biasa,” ucap Anggota GMPPD Max Sopacua ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/6).
Max meyakini KLB Demokrat bisa menyelematkan nasib partai. Sebab, terjadi penurunan prestasi partai sejak Pileg diselenggarakan dari 2009 hingga 2019.
Tercatat, perolehan suara partai di Pileg 2009 mencapai 21,7 juta. Demokrat menjadi partai pemenang Pileg 2009. Perolehan Demokrat lantas menurun di Pileg 2014 dengan 12,4 juta suara dan menempati peringkat empat.
Puncak penurunan terjadi di 2019. Demokrat hanya mendapat 10,8 juta suara dan menempati peringkat ketujuh di Pileg 2019.(red)