Oleh : Sri Bintang Pamungkas
Setelah berlangsung sekitar 4 (empat) tahun sejak pecah Perang pada 2011, gempuran oleh para Pemberontak Suriah yang dibantu oleh Saudi Arabia tidak juga mereda. Saudi ingin menggulingkan Bashar Assad dengan alasan memerangi Pemerintahan Syiah. Padahal selama itu Sunni dan Syiah, bahkan dengan Nasrani bisa hidup berdampingan dengan damai.
Para Pemberontak yang terdiri dari puluhan Faksi, pada akhirnya dibantu oleh Koalisi Barat, Jerman, Perancis, Inggris, Itali, di bawah pimpinan AS, dengan alasan melumpuhkan Kelompok ISIS, Negara Islam Irak dan Suriah, yang konon didirikan dengan bantuan AS sendiri. Semua kekuatan itu menggempur wilayah Suriah sehingga hancur dan hanya tinggal 1/3 wilayah Suriah yang dikuasai Pemerintah. Di bawah Barack Obama, AS sempat ragu-ragu ikut melanjutkan memerangi Assad, ketika menyadari salah satu Faksi Pemberontak ternyata dukungan Al Qaeda. Bahkan Donald Trump sempat mau menarik seluruh pasukan AS dari Suriah, tapi batal.
Dikeroyok pasukan Asing, ditambah oleh Turki dengan alasan memerangi Pasukan Kemerdekaan Kurdi dukungan AS, Bashar Assad akhirnya meminta bantuan Rusia pada 2015 itu. Pemerintah Bashar Assad tidak punya pilihan lain. Dengan bantuan Rusia itu, Assad menjadi satu-satunya Negara Arab yang pemerintahnya tetap berdiri. Wilayah Suriah pun kembali dan tinggal beberapa bagian yang dikuasai Pemberontak dan Pihak Asing.
Sebelum itu, Pemerintah Taliban di Afganistan jatuh, dan Saddam Husein, Mubarak, serta Kadhafi berhasil digulingkan Koalisi Barat… Juga sebelumnya Tunisia. Trump menyebut Assad sebagai the Tough Guy.
Kalau Bassar Assad dengan segala kekuatannya berusaha memerangi Asing yang mau menginvasi Negerinya, lain lagi dengan Joko Widodo. Jokowi sengaja mengundang Asing. khususnya RRC, dengan bantuan Mafia Taipan Aseng dalam negeri, justru untuk memerangi Rakyatnya sendiri. Luar biasa!
Entah setan apa yang merasuki beberapa Jenderal Purnawirawan pendukung Jokowi. yang menyebabkan mereka tergila-gila dengan RRC dan para Mafia Aseng. Demikian pula para Jenderal muda yang terhitung masih Aktif dari TNI dan Polri. Mereka terhalusinasi oleh keyakinan, bahwa hanya dengan berkolaborasi dengan RRC dan Mafia Cina, Indonesia akan menjadi Jaya. Tidak beda jauh dengan Rezim SBY, Boneka AS, yang mimpi bahwa hanya dengan berkomplot dengan AS dan Barat, maka Indonesia bisa menjadi Negara besar.
Mereka itu tidak lain adalah Pengkhianat-pengkhianat Bangsa yang sebetulnya hanya gila uang, jabatan dan kekuasaan! Mereka mengangkat Taipan-taipan Cina menjadi Cukongnya, serta menjadi Penasihat TNI dan Pembina Brimob Polri. Seakan-akan tanpa bantuan Mafia-mafia Cina itu, mereka tidak bisa hidup untuk itu mereka rela mengorbankan kehormatannya sebagai Prajurit TNI dsn Polri bahkan mengorbankan Negaranya! Sepuluh juta orang Cina RRC pun direncanakan masuk ke Indonesia sebagian dari mereka terlatih dalam bidang militer untuk menginvasi NKRI!
Tidak bisa dihindarkan kemungkinan terjadinya Perang antara ABRI. Antara TNI dan TNI, antara TNI dan Polri, antara TNI AD, AL dan AU, dan antara Rakyat dan Rakyat, antara Rakyat dan Pasukan Bersenjata Indonesia serta antara Pribumi dan Cina-cina Perantauan.
Tujuannya adalah melemahkan ABRI agar bisa menjajah Indonesia. Tidak ada yang menyangsikan, bahwa semasa era Soeharto ABRI adalah yang terkuat di seluruh Asia Tenggara. Jokowi bermaksud melemahkan ABRI lewat konflik agar pihak Asing bisa dengan leluasa melakukan invasi. Kekuatan lain yang bisa menjadi sandungan pihak Asing adalah Kekuatan Islam. Kekuatan Islam ini pula yang menjadi sasaran pelemahan oleh Jokowi berikutnya!
Pertama, Jokowi telah berhasil membikin.kekuatan Islam terbelah antara Islam “Garis Keras” dan “Garis Lunak“, antara Islam Liberal dan Islam Kafah serta antara Islam Sungguhan dan Islam Nusantara. Ke dua, yang sedang dimainkan sekarang, adalah menyampaikan kepada Dunia, khususnya Barat, bahwa Jokowi sedang menjinakkan Islam Indonesia menjadi Islam Moderat sesuai Pikiran Barat. Dengan itu, Jokowi berharap Dunia akan mendukungnya untuk Periode ke Dua.
Kemarin, dengan fitnah yang menempatkan Bowo sebagai Calon dengan Dukungan Islam Garis Keras dan Ijtima Ulama, Jokowi berhasil memenangkan suara Eropa. Perihal ini mau diulangi lagi sekarang!
Sekarang Kelompok Islam Kampus yang digarapnya. Dengan aturan baru, Rektor-rektor Perguruan Tinggi diangkat hanya oleh Presiden dan para Rektor harus mengendalikan Mesjid-mesjid di Kampus-kampus. Gerakan ini sudah dimulai oleh pengangkatan Rektor Univertsitas Internasional Islam Indonesua, dengan pesan khusus, memisahkan Islam dari Politik Kenegaraan. Menyusul itu Rektor Universitas Indonesia melakukan hal yang sama.
Apa yang dilakukan oleh Jokowi pada hakekstnya adalah permakluman Perang kepada Rakyat Indonesia ysng lebih dari 80 persen penduduknya beragama Islam. Sangat mungkin Jokowi akan menggunakan, Model Mesir atau Sudan sekarang.
Model Mesir dengan cara Abdul Fatah Al Sisi adalah yang mencoba menghabisi kelompok Islam Brotherhood. Tentu boleh-boleh saja Jokowi bermimpi seperti itu. Bisa saja dia menggunakan Model Sudan dewasa ini. Kedua model itu berhasil membunuhi Rakyat Sipil bertangan kosong. Boleh saja Jokowi berkhayal begitu. Kita lihat saja nanti. Siapa yang jatuh duluan. Dalam beberapa pertempuran mungkin saja jatuh korban Rakyat, tapi Rakyat pula yang akhirnya akan memenangkan Perangnya.
Allahu Akbar!!!…