NABI Muhamaad SAW sejatinya telah mengajarkan kebaikan dan kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika tauladan nabi Muhammad tersebut benar-benar dijalankan diyakini tidak ada lagi angkara murka di muka bumi ini.
“Nabi Muhammad menerapkan konsep masyarakat Madani di Madinah dengan prinsip Islam yang penuh cinta, Islam humanis, Islam moderat, Islam toleran. Kalau ini kita jalankan negara kita akan aman dan penuh toleransi,” kata Haidar Alwi Penanggung Jawab Tunggal Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) dalam sebuah diskusi kebangsaan di Jakarta Selatan, Minggu (26/5/2019).
Lebih lanjut Haidar Alwi mengatakan, saat ini terdapat 10 negara yang dianggap memiliki masyarakat yang paling bahagia di dunia, yaitu Finlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, Belanda, Swiss, Swedia, Selandia Baru, Kanada, Austria.
Bila kita amati, lanjut Haidar, masyarakat Madani (civil society) yang ada sekarang, termasuk di negara Skandinavia, Selandia Baru, Kanada, Jepang, dan yang lain mempunyai ciri seolah olah justru tidak membutuhkan negara dan agama.
Padahal, menurut Haidar Alwi, masyarakat Madani merujuk dari konsep masyarakat yang diterapkan oleh nabi Muhammad saat di Madinah. Karena itu disebut sebagai Madani. Konsep masyarakat Madani tersebut diterapkan setelah Nabi berhijrah dengan para sahabat dan dikeluarkannya “Sahifah al Watsiqah Madinah” atau Piagam Madinah atau Madinah Charter yang berisi hal-hal berikut ini;
Pertama, Asas kebebasan beragama yakni negara mengakui dan melindungi kelompok yang beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Kedua, Asas persamaan yakni semua orang yang mempunyai kedudukan sama sebagai anggota masyarakat untuk saling membantu dan tidak boleh memperlakukan orang lain dengan buruk.
Ketiga, Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban sama.
Keempat, Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di hadapan hukum dimana hukum harus ditegakkan. Kelima, Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdaampingan tanpa perbedaan suku, agama dan RAS.
“Serta keenam, Asas musyawarah yaitu semua permasalah yang terjadi di negara tersebut diselesaikan melalui dewan syura,” ungkap Haidar.
Menurut Haidar, nabi Muhammad menerapkan konsep masyarakat Madani di Madinah ini dengan prinsip Islam yang penuh cinta, Islam humanis, Islam moderat, Islam toleran.
“Barangkali disini letak kekeliruan kita telah melupakan prinsip tersebut dalam menampilkan citra Islam. Termasuk prinsip cara yang baik dan persuasif (maw‘izhah hasanah) dan musyawarah bukan pemaksaan, prinsip kasih-sayang bukan kemurkaan,” tuturnya.
Inilah, masih menurut Haidar yang antara lain ditekankan oleh tasawuf yang mempromosikan Islam sebagai agama yang berorientasi cinta, bukan (semata-mata) berorientasi hukum.
“Sehingga tidak perlu menjauhi agama untuk mencapai masyarakat Madani. Bahkan dengan pemahaman agama yang benar seperti dicontohkan nabi Muhammad di Madinah, akan membawa kita kepada masyarakat Madani yang sejati,” demikian Haidar Alwi.(red)