SUAKA – KOTABARU, Isu yang berembus bahwa akan ada gerakan dalam skala besar yang dinamakan “People Power” pasca Pemilu Rabu 17 April 2019, nampaknya tidak semua masyarakat setuju dan mendukung gerakan tersebut.
Seperti yang di utarakan oleh salah satu Pengasuh Pondok Pesantren AT-TAQWA IDII Kotabaru, Hadi Muchlisin mengatakan bahwa, ia menolak kalau adanya kegiatan yang di nilai dapat memecah kesatuan dan persatuan.
“Menjadi harapan bersama pelaksanaan Pemilu 2019 berjalan lancar dan kondusif, dan kalau ada isu-isu yang berkembang akan ada pergerakan yang bernama people power, saya menolaknya karenya tidak sesuai dengan Undang-Undang dan bertentangan dengan NKRI,” ujarnya.
Menurutnya, pelaksanaan Pemilu 2019 yang telah berlangsung terasa lancar tanpa ada kecurangan dari pihak manapun juga. Kalaupun ada kecurangan, diharapkan diselesaikan secara hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
“Tentu kita berharap usai Pemilu kemarin, tidak ada lagi pergerakan-pergerakan yang di nilai dapat memecah kesatuan ditengah-tengah masyarakat,” tuturnya.
Senada juga, Pengasuh Pondok Pesantren Al Fath Wan Nasr, HM Husin Purna menolak adanya People Power. Ia mengatakan kalau terjadi pergerakan massa dalam jumlah besar, hal demikian hanya akan dapat memecah belah persatuan yang sudah terbangun sejak dulu.
“Saya selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Fath Wan Nasr, menolak tegas adanya isu-isu semacam itu karena tidak sesuai dengan Undang-Undang dan dapat memecah belah kesatuan di NKRI,” cetus H.M. Husin Purba.(dam/tim)
Pantes aja di Kotabaru Jokowi menang, namun Alhamdulillah di 12 Kabupaten Kota di Kalsel Prabowo menang.