Oleh : Andi Nurdin Lamudin, SH
Di dalam bukunya yang berjudul “Rahasia Hati” Imam Ghazali menjelaskan, bahwa di dalam Al-Qur’an surah Al Muddatsir 31,”Dan tidak ada yang mengetahui akan tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri”.
Bahwa dengan tentara atau para malaikat itu tentu saja membela ketentuan ketentuan Tuhan yang tidak bisa dibantah sesuai dengan apa yang tertulis di dalam ayat ayat suci Al Qur’an, bahwa Al Qur’an itu terjaga. Karena itu Al Qur’an tidak bisa hilang walaupun satu huruf.Terjaganya Al Qur’an yang banyak dihafal oleh penghafal.Inilah Mu’jizat peninggalan Rasulullah Muhammad SAW.
Oleh Imam Al Ghazali dijelaskan juga bahwa, tentara hati ada dua macam, yaitu pertama tentara hati yang dapat dilihat dengan mata kepala.Kedua adalah tentara hati yang tidak dapat dilihat,melainkan dengan mata hati atau Bashirah.
Melihat dan mendengar serta menimbang bahwa hati itu berkedudukan sebagai raja dan dan yang berkedudukan sebagai tentara adalah sebagai pelayannya atau pembantu , maka dengan demikian itulah yang kemudian dinamakan sebagai tentara hati.Maka dengan demikian juga diri manusia seperti sebuah kerajaan yang dikuasai hati nurani.Jika di dalam hal ini hatilah yang berkuasa di dalam pengendalian tubuh atau mengendalikan para pembantunya.
Melihat dan mendengar serta menimbang jika tentara hati yang tampak adalah dapat dilihat dalam kenyataan, yaitu tangan, kaki, telinga, juga lisan serta seluruh anggota badan, baik yang lahir maupun yang bathin.Dijelaskan oleh Al Ghazali jika kepatuhan anggota badan dan panca indera kepada hati itu dapat diumpamakan kepatuhan para Malaikat kepada Allah SWT.Sesungguhnya juga hati memerlukan tentara tentara hati itu untuk sebagai kendaraan dan merupakan bekal perjalanan untuk menuju Allah SWT, dengan melalui tempat tempat yang dapat mengantarkan kepada berjumpa dengan Allah SWT.
Bahwa dengan pertimbangan itu semua hati dijadikan untuk mengabdi kepada Allah SWT.Sebagaimana yang dimaksudkan di dalam Al Qur’an dalam surat Adz Dzariat 56, “Dan tidaklah diciptakan jin dan manusia, melainkan untuk berbakti kepada Allah SWT”.Maka untuk semua sesungguhnya kendaraan hati adalah badan dan bekalnya adalah ilmu.
Kendaraan hati adalah badan dan bekalnya adalah ilmu.Di mana ilmu yang berhubungan dengan amal kebajikan.Serta ilmu pengetahuan menghasilkan hikmat hikmat yang biasa dipakai di dalam pengambilan keputusan.
Untuk selanjutnya tentara bathin yang tidak bisa dilihat hawa nafsu, di mana ada syahwat yang merupakan keinginan.Tentara bathin yang menimbang adalah akal pikiran.Disamping ada tentara bathin yang disebut Ghodlab atau amarah yang mempertahankan putusan hati.
Penulis adalah : Advokat/Pengacara LBH LEKEM KALIMANTAN