Oleh: Andi Nurdin Lamudin, S.H.
Diterbitkan oleh suarakalimantan.com
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, hanya sedikit gagasan yang menimbulkan perdebatan seru seperti evolusi. Namun bagi kebanyakan ilmuwan saat ini, kehidupan dan evolusi tidak dapat dipisahkan, seperti halnya materi dan gravitasi . Gagasan bahwa makhluq hidup beradaptasi dan berubah secara perlahan dari generasi ke generasi, telah dianggap sah sehingga gagasan tersebut tak lagi dianggap sebagai teori belaka, melainkan sebagai suatu PARADIGMA yang membentuk semua aspek ilmu hayati. (Kutipan dalam buku, Evolusi karangan David Burnie).
Secara Evolusi dan Perkiraan, seperti semua fenomena alam, evolusi merupakan subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat diuji melalui berbagai percobaan. Namun, begitu banyaknya elemen acak yang terlibat dalam proses evolusi menyebabkan masa depan proses ini tidak dapat diperkirakan.(Kelanjutan di dalam kutipan Evolusi karangan David Burnie).
Pengungkapan sebuah perubahan, selama hampir 150 tahun, konsep evolusi dihubungkan dengan satu tokoh yang bernama Charles Darwin (1802-1882), seorang naturalis kebangsaan Inggris. Namun sebenarnya tidak dia sepenuhnya yang “menciptakan “ sebuah gagasan tentang evolusi atau secara perseorangan memunculkan gagasan tersebut kepermukaan dan memperkenalkannya pada dunia ilmu pengetahuan. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya untuk membentuk sebuah sajian karangan yang di dukung oleh bukti-bukti dengan cara logika yang menarik. Bahwa makhluq hidup dapat berubah dan dikarang dalam sebuah buku yang berjudul “The origin of Spicies” yang sampai sekarangpun masih terus dicetak ulang.
Namun ada hal yang sangat menarik yaitu walaupun ia telah meyakinkan orang-orang, kekuatan pendorong utamanya adalah ia telah mengajukan apa yang disebu dengan “Seleksi Alam” Memang tantangannya dengan banyak ilmuwan banyak sekali, selama abab 19 evolusi dianggap mengancam fondasi-fondasi mendasar yang telah dibangun oleh masyarakat saat itu. Karena bagi mereka saat itu melawan beberapa ajaran yang menyatakan bahwa benda hidup dan juga setiap orang memiliki posisi yang tetap dalam hidupnya. Selama abad ke 20 mekanisme-mekanisme mendasar dalam evolusi telah mendorong pandangan tentang alam yang bagi sebagian orang dianggap suram, di mana benda hidup dianggap tak lebih dari perwujudan kebetulan-kebetulan belaka.
Di dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 4 Allah SWT berfirman yang artinya” Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali sebagai janji yang benar dari Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluq pada permulaannya kemudian mengulanginya kembali, agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka”,
Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa ayat 104,”Pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran- mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”.
Penulis adalah Sektetaris LBH LEKEM KALIMANTAN