SUAKA – JAKARTA. POLISI sebagai bhayangkara, memang harus netral, saya yakini pasti netral. Demikian dikatakan Ketua umum Relawan Jokowi (ReJO) HM Darmizal MS, kepada sejumlah awak media.
“Yang saya pahami, sejak saya mulai berjuang sebagai Ketua Umum Relawan SBY-JK sampai saat ini sebagai Ketua Umum RèJO polisi pasti netral. Undang-undang sudah sangat tegas mengatur hal tersebut. Jadi saya yakin dan percaya polisi mampu menjaga netralititasnya, mengayomi semua pihak dan mengamankan pelaksanaan Pemilu serentak 2019,” kata Darmizal Selasa (2/4/2019).
Menurut Darmizal, tugas utama polisi adalah terciptanya rasa aman ditengah masyarakat. Khusus dalam ajang Pemilu 2019, Polisi dan TNI menjadi yang terdepan dalam mengawal pesta rakyat tersebut, memberikan kenyaman dan menjaga keamanan bagi seluruh warga masyarakat yang akan datang di TPS.
Sehingga, pemilu tanggal 17 April nanti berjalan dengan jujur adil dan lancar. Pesta demokrasi yang menggembirakan. Ada Polisi dan TNI ditengah kita rakyat Indonesia, jangan takut dan jangan ragu ke TPS untuk mencoblos,” ujar alumni Universitas Gajah Mada ini.
“Saya sangat percaya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, para Kapolda dan Kapolres beserta seluruh jajarannya dalam segala tingkatan pasti netral. Tidak berpihak pada salah satu Capres-Cawapres,” jelasnya.
Sebelumnya, mantan Kapolsek Pasirwagi, Garut, Jawa Barat AKP Sulman Aziz mengatakan, polisi tidak netral dalam Pilpres. Namun, hal itu dibantahnya lagi.
Dia mengatakan klarifikasinya itu di Mapolda Jawa Barat Senin (1/4/2019). Saat jumpa pers, Sulman didampingi oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
“Kemarin (31/3/2019) saya melaksanakan konferensi pers yang disiapkan oleh Haris Azhar di Jakarta. Dalam kegiatan tersebut saya telah melakukan kesalahan, saya mengatakan Polri tidak netral. Itu saya sampaikan karena saya saat itu sedang emosi, Saya dipindahkan dari jabatan sebelumnya dari kapolsek menjadi personil Ditlantas Polda Jabar,” kata Sulman di Mapolda Jabar, Senin (1/4/2019).
Dalam penjelasan berikutnya, Sulman menjelaskan bahwa Kapolres memerintahkan ia bersama sejumlah kapolsek untuk melakukan pemetaan terkait jumlah personil untuk pengamanan pemilu, bukan untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin. Dan kehadiran Sulman yang didampingi istri dan anaknya di Polda Jabar bukan karena ditangkap.
“Saya hadir di Mapolda Jabar bukan karena ditangkap. Karena baru kali ini waktunya saya menghadap ke Polda Jabar setelah tidak menjabat lagi sebagai Kapolsek Pasirwangi. Saya yakin kepolisian adalah lembaga netral,” katanya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan ada sedikit masalah pribadi antara AKP Sulman Aziz dengan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna.
“Namun, itu person to person, bukan sebagai Kapolres Garut. Ada sedikit yang dirasakan, yaitu menyampaikan seolah-olah yang bersangkutan menyampaikan dukungan kepada pasangan calon tertentu,” kata Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. (red)