Mengenal Sang Pendobrak, Mu’alaf Zaman Now

Penyerahan kenang-kenangan dari Presiden JAAM (JICA Alumni Association of Myanmar), Mr. Aung Din kepada Kappija-21, diwakili oleh Wilson Lalengke, Sekjen Kappija-21, bertempat di Makati Residence Hotel, Makati, Manila, the Philippines, pada acara pembukaan AJAFA-21 Executive Council Meeting ke-31, Sabtu, Maret 2019.

Presentase singkat terkait rencana pelaksanaan kegiatan internasional AJAFA-21 Regional Leadership Forum (RLF) di Bali, pada 4-7 Oktober 2019 mendatang, oleh Wilson Lalengke, Sekjen Kappija-21, bertempat di Makati Residence Hotel, Makati, Manila, the Philippines, dalam acara pembahasan program-program AJAFA-21 Executive Council Meeting ke-31, Sabtu, 2 Maret 2019.

Oleh : Dr. I Wayan Mustika

Lebih dari 2500 tahun yang lalu, sebagian belahan India mungkin hanya mengenal Sidharta Gautama sebagai seorang pangeran dari kerajaan Kapilawastu, India. Tidak banyak orang mengenal perjalanan hidupnya, perjalanan panjang jiwanya mencari jawaban, sampai akhirnya mencapai pencerahan dalam meditasinya di bawah sebuah Pohon Boddhi. Maka mekar dan harumlah istilah “Buddha” sebagai tanda seseorang mencapai pencerahan jiwa.

Juga tak banyak yang mengetahui perjalanan masa remaja Yesus Kristus, sampai Ia kembali dari perjalanannya untuk pulang ke tanah kelahiran membawa kesadaran baru yang mencerahan.

Begitupun kisah perjalanan Nabi Muhammad semakin bergaung usai Beliau mencapai pencerahan di Gua Hira dalam tuntunan Malaikat Jibril.

Ada banyak kemudian deretan Guru-Guru suci di jaman berikutnya yang mengalami kisah yang hampir serupa. Mulai dikenal luas setelah mencapai pencerahan, untuk kemudian mencerahkan.

Dan ini adalah kisah seseorang di jaman terkini, yang berubah dari kepompong menjadi kupu-kupu karena sebuah hidayah. Dan tidak bisa dipungkiri betapa penulis spiritual lintas agama yang paling heboh di tahun 2019 adalah Sdr. Tonny Djayalaksana, yang kemudian layak dipanggil Sang Mualaf Zaman Now.

Baca Juga:  Opsi Pencabutan Fungsi OJK Harus Melalui Undang-Undang

Hampir semua tulisan Tonny itu OUT OF THE BOX, bahkan kadang-kadang terkesan nyeleneh karena melawan arus. Namun ketika tulisannya dihayati dengan seksama secara nalar, harus diakui bahwa tulisan-tulisannya itu masuk di akal dan bisa dicerna dengan akal sehat (bukan akal yang sakit).

Tulisan-tulisannya selain menjadi cermin jujur yang mengguncang penilaian diri, juga memberikan banyak pengetahuan baru tentang dunia luar dan teknologi modern yang terus berkembang.

Tulisannya mendobrak pemahaman bahwa agama adalah tempurung yang mengungkung para katak dalam doktrin yang membatasi kemampuan mereka menembus samudra.

Tulisannya membuat tersentak, bahwa sejatinya agama adalah sebuah aplikasi teknik rahasia dalam pemanfaatan kekuatan terpendam dalam diri manusia. Terutama ketika ajaran agama dipahami dan diresapi secara benar dan menggunakan daya nalar yang tepat.

Tulisannya seakan menunjukkan bahwa sang penulis adalah seorang penulis berbakat yang sudah sejak kecil mengasah potensi tersebut. Padahal Tonny itu sejatinya bukanlah seorang penulis berpengalaman sebelumnya. Karena Tonny itu baru saja mengawali dalam dunia tulis menulis beberapa bulan yang lalu. Ia memang tidak memiliki latar belakang sebagai seorang penulis melainkan sebagai seorang tokoh pengusaha yang legendaris.

Namun rupanya, pengalaman rupanya telah menjelma menjadi Guru Sejati baginya, sehingga dengan berkah yang tak terduga, tiba-tiba semua pengalaman itu seperti sastra yang ingin dituang ke dalam tulisan.

Maka mengalirlah tulisan-tulisan Tonny yang begitu mampu menggugah serta menyimpan pemahaman yang sangat kritis. Pahalanya, hingga kini sudah ratusan komentar yang Tonny terima sebagai tanda mereka yang membaca tulisan itu tersentak oleh pencerahan yang tak terduga.

Komentar-komentar yang berdatangan dari berbagai macam lapisan masyarakat itu termasuk juga dari para pembimbing lintas agama. Tulisan Tonny seakan mewakili isi hati para pembaca yang juga melihat kehidupan beragama dan spiritual dengan sudut pandang yang sama.

Baca Juga:  Bank Kalsel Raih Penghargaan GCG & Risk Management

Banyak orang tidak menduga bahwa Tonny itu usianya sudah 70 tahun. Sebab cara berpikir maupun gaya penulisannya mirip seorang pemuda yang lahir di jaman milenial. Belum lagi Tonny adalah seorang muallaf yang sudah 30-an tahun mencari jawaban atas pertanyaan dan kegundahan jiwanya, lalu menemukan semua jawaban yang mencerahkan dirinya tepat di jaman milenial.

Jadi wajarlah apabila kini Tonny diberikan predikat sebagai Mualaf Zaman Now. Seorang muallaf yang tercerahkan dan hadir untuk membawa pencerahan. Namun tanpa membaca dan mengenal tulisan-tulisannya, akan sulit membayangkan seperti apa cara pandang Sang Muallaf Zaman Now terhadap agama dan spiritual.

Tonny menulis bukanlah karena ingin memojokkan agama maupun kepercayaan, ia selalu menulis karena diawali oleh ketidakpahaman dalam dirinya sendiri. Salah satu adalah kegundahannya apakah Surga dan Neraka itu benar-benar ada. Pencerahan yang dialaminya kemudian dituangkan dalam tulisan yang menyentak kesadaran yang selama ini terkungkung oleh pemahaman yang terbatas.

Sungguh benar pernyataan bahwa seseorang yang telah berguru pada Guru Sejati (pengalaman), seringkali menghasilkan batin yang benar-benar tercerahkan. Bila tertarik dan ingin mengenal Tonny dan tulisan-tulisannya secara lebih dekat dan mendalam lagi, silahkan klik www.djayalaksana.com

Di sana Anda bisa berkomunikasi langsung dengan Tonny, bahkan bisa mendapatkan hadiah e-book gratis berisi seluruh kumpulan tulisan-tulisan Tonny dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris.

“One must learn by doing the thing, for though you think you know it, you will not certainity until you try it.” (Jangan pernah merasa tahu apalagi merasa yakin sebelum Anda coba menjalaninya sendiri) (*)

Dibaca 33 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top