Foto : Rifka Jaya
SUAKA – BANJARMASIN KALSEL. Merosotnya perekonomian di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi perhatian berbagai kalangan, tak terkecuali salah satu tokoh Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN) juga ikut prihatin dengan kemerosotan tersebut. Hal ini diungkapkan Rifka Jaya, ST, S.Sos, MM salah satu Wakil Sekretaris Jenderal Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN), Sabtu (12/1/2019).
“Jika kita bandingkan saja di dua masa pemerintahan antara pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Sby) dan Joko Widodo (Jokowi) sangat jauh merosot nya di era pemerintahan Jokowi ini,” ucapnya kepada wartawan.
Seperti harga BBM zaman pemerintahan Sby dan Jokowi adalah Premium Sby 6.500 (normal) Jokowi Rp7.000, Pertamax Sby Rp7.850 Jokowi Rp10.200, ujar Rifka.
Sekarang ini, pembayaran listrik juga menurut Rifka mengalami kenaikan yang cukup dramatis, yaitu di zaman Sby 833 dan disaat zamannya Jokowi melonjak menjadi 1.467.
Kurs Dollar zaman Sby sekitar Rp900an, namun di zaman presiden Jokowi kurs dollar mencapai Rp15.000 rupiah. Sehingga hutang negara Indonesia di saat pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar 2 triliun dan disaat pemerintahan presiden Joko Widodo meningkat hampir mencapai 5 triliun rupiah.
Yang sangat menjadi perhatian serius dari publik berbagai kalangan yaitu ada beberapa perusahaan milik negara disaat zaman pemerintahan presiden Joko Widodo yang ter gadai, diantaranya adalah Pesawat Garuda, bank BNI, BRI dan bank MANDIRI serta sekitar 30 buah pelabuhan sekarang sudah tergadai ke negara lain.
Disisi lain seperti keperluan pokok masyarakat gas elpiji 3 kg saat ini sangat langka du dapatkan, itupun harganya sangat jauh dari harga HET yang seharusnya Rp16.500, namun faktanya harga tingkat pengecer melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu pertabung.
Rifka Jaya berharap, pemerintahan Joko Widodo bisa mengatasi ambruknya perekonomian Indonesia selama ini. “Kami hanya mengingatkan janji politik beliau disaat mencalonkan sebagai Presiden 2014 dulu, penuhi janji anda jika ingin dipercaya rakyat pemilih anda. Terlebih disaat beliau menjabat sebagai seorang presiden, dalam isi janji di nawacita justru semuanya tak pernah terwujud hingga saat ini di akhir-akhir masa jabatan,” ujarnya. (Red)