Oleh E. Widiyati
Jakarta – Penulis Amerika, Samuel Langhorn Clemens atau lebih populer dengan nama Mark Twain menulis, “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why”. Arti bebasnya kira-kira begini: “Dua hari terpenting di dalam kehidupan setiap orang adalah saat ia dilahirkan dan ketika ia mulai sadar mengapa ia dilahirkan”.
Oleh sebab itulah banyak orang bertanya pada dirinya sendiri, “Kenapa saya dilahirkan? Apa tujuan hidup saya? dan Kemana tujuannya?” Pertanyaan klasik ini sudah dipertanyakan sejak ribuan tahun yang lampau, bukan hanya oleh para agamawan, melainkan juga oleh para filsuf di dunia ini. Tidak terkecuali Anda dan saya tentunya.
Hal serupa itu dialami oleh Tonny Djayalaksana, sosok yang dilahirkan di Bandung pada 69 tahun yang silam. Ia menjadi Mualaf (masuk Islam) ketika berusia 30 tahun. Hampir 40 tahun masa hidupnya, ia mencari dan menggumuli terus-menerus berbagai macam pertanyaan spiritual yang berkecamuk dalam batinnya selama ini. Termasuk kedua pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
Pertanyaan selanjutnya adalah, “Apabila Sang Pencipta itu benar-benar ada, sebelum alam semesta ini diciptakan, kira-kira seperti apa keadaannya?” Lalu, “Untuk apa alam semesta ini diciptakan?”
Pertanyaan-pertanyaan ini telah cukup lama direnungkannya.
Pada akhirnya ia merasa telah mendapatkan getaran-getaran Illahi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Getaran-getaran Illahi ini ia dapatkan secara nyata dan juga telah ia alami sendiri; jadi bukan hanya sekadar ‘katanya’ saja ataupun berandai-andai belaka.
Pengalaman spiritual itulah yang mendorong Tonny untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Ia kemudian memberikan kesaksian yang dialaminya dalam bentuk buku, berjudul: “Aku Bersaksi Allah Maha Nyata”.
Buku ini ditulis secara runtut dan sederhana, amat mudah dimengerti, entah oleh siapa saja dan oleh penganut agama apapun. Ini adalah sebuah tulisan yang benar-benar bersifat universal.
Tonny telah mengajukan beberapa pertanyaan mendasar terhadap dirinya sendiri agar ia bisa lebih menghayati dan juga lebih dapat menekuni jalan hidup sehari-harinya. Ia mencoba menguraikan melalui beberapa pertanyaan berikut:
- Sebelum alam semesta ini diciptakan, seperti apa keadaannya?
- Untuk apa Tuhan menciptakan alam semesta ini?
- Siapa diri sejati saya?
- Untuk apa saya dihadirkan di alam semesta ini?
- Dari mana asal sejati saya, kemana saya harus kembali nanti?
Tonny meyakini bahwa ia telah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri. Oleh sebab itulah, ia terbitkan bukunya tentang hasil perenungan dari pengalaman spiritualnya dalam buku spektakulernya “Aku Bersaksi Allah Maha Nyata”.
Buku ini amat penting bagi setiap orang, tidak hanya sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang manusia dan alam semesta, namun juga untuk memperkaya batin dan potensi spiritual masing-masing agar dapat mengembangkan jiwa kita dalam menemukan hakekat diri sendiri. Oleh karena itu, buku ini amat disarankan untuk dimiliki dan dibaca setiap orang, terutama bagi mereka yang saat ini dalam tahap pencarian untuk menemukan jati diri.
Selamat membaca! (APL/Red)