SUAKA – KANDANGAN. Bio karet 1003 dikembangkan oleh tim pemerhati pertanian dan perkebunan yang dibentuk oleh Dandim Letnan Kolonel Inf Suhardi Aji Sriwijayanto SE yang terdiri dari Abdi, Mursid, Nikko, Ahyat, Armin, Zuraida, demi menjawab keluhan masyarakat khususnya petani karet yang akhir akhir ini mengalami penurunan produksi lateks, bio karet 1003 ini telah di uji coba di beberapa wilayah tepatnya di Desa Malilingin, Desa Kaliring, adapula di Di kecamatan Haruai, Kecamatan Tanta Kab Tabalong.
Beberapa Faktor yang dikeluhkan masyarakat terkait penurunan produksi lateks karet antara lain yaitu kering alur sadap (KAS) yang disebabkan intensitas penyadapan yang terlalu cepat,penyakit akar putih,perawatan karet yang tergolong tidak seimbang dengan hasil produksi lateks.
Bio karet 1003 yang terbuat dari bahan antara lain jeruk, bawang merah dan bio kesehatan tanaman, diuji coba langsung di Desa Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) oleh Dandim, dinas pertanian bidang perkebunan dan disaksikan oleh masyarakat Desa Malilingin yang umumnya adalah petani karet, dalam waktu 1×24 jam setelah aplikasi semprot ke tanaman yang awalnya jenuh sadap atau KAS tidak keluar lateks sama sekali, mampu mengeluarkan lateks seperti tanaman normal.
Bio karet 1003 akan lebih maksimal jika dipadukan dengan perawatan tanaman yang benar,dan tim yang dibawahi Dandim ini sedang mengembangkan pupuk dan obat penyakit tanaman karet dengan harga terjangkau oleh petani karet namun dengan kualitas yang tidak kalah dengan pupuk pabrikan. (Red)