SUAKA – JAKARTA. “Mulut Mu Harimau Mu”, itulah pepatah yang paling cocok buat si Hanum Rais. Tulisan anak Amien Rais, drg Hanum Rais yang menyebut jika dirinya melihat, meraba dan memeriksa luka Ratna Sarumpet yang kini mendekam di sel Polda metro Jaya dinilai sebagai bentuk ungkapan kemarahan yang disebabkan karena sakit hati atau kebencian yang berlebihan.
Tulisannya itu, dinilai bukan didasari analisanya sebagai seorang dokter yang mesti profesional dan jujur sesuai sumpahnya.
Sebelumya, dalam akun twitternya 2 Oktober 2018 @hanumrais Hanum menuliskan “#iamsarahza Sy jugadokter. Sy melihat meraba dan memeriksa luka Bu Ratna kemarin. Sy bisa membedakan mana gurat pasca operasi & pasca dihujani tendangan, pukulan. Hinalah mereka yang menganggap sbg berita bohong. Krn mereka takut, kebohongan yg mereka harapkan sirna oleh kebenaran”.
“Saya kira itu keluar karena bentuk kemarahan Hanum Rais tidak didasari oleh keahliahnnya sebagai seorang dokter,” ujar Ketua umum Relawan Jokowi (ReJo) HM Darmizal MS, Sabtu (20/10/2018).
Ia menilai, pengaduan yang dilakukan Syarikat 98 ke Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) sudah tepat.
Kita berikan apresiasi dan mendukung sepenuhnya laporan yang dilakukan oleh Syarikat 98. PDGI harus bertindak tegas sehingga yang dilakukan Hanum Rais dapat menjadi pelajaran dikemudian hari.
“Itu langkah yang tepat melaporkan Hanum ke lembaga profesinya sebagai seorang dokter,” kata Darmizal.
Pendiri Partai Demokrat ini menambahkan, ReJo juga akan mempertimbanhkan langkah hukum terhadap Hanum Rais yang sudah ikut-ikutan menebar kebohongan yang meresahkan telah masyarakat saat itu.
“Melalui Ketua Bidang Hukum, HAM dan Migrant Care Pimpinan Bapak Kastorius Sinaga, ReJo akan mempertimbangkan untuk melaporkan Hanum Rais ke Bareskrim Mabes Polri atas cuitannya yang sesat dan menyesatkan itu,” jelasnya.
Dari awal, lanjut Darmizal, ReJo sudah mencurigai adanya kejanggalan terhadap cuitan Hanum Rais itu.
“Kita sudah curiga, kapan Hanum Rais memeriksa Ratna Sarumpet. Kok bisa-bisanya Hanum menuliskan seperti itu,” tuturnya.
Dirinya menghimbau semua pihak untuk menggunakan media sosial (medsos) ataupun bertutur kata secara benar dan santun. Sebab, dalam ajaran Islam juga tidak diperkenankan berkata bohong.
Sesama manusia kita wajib saling memaafkan, meskipun Hanum sudah menghapus cuitannya. Namun proses hukum mestilah tegak walau langit akan runtuh.
“Mulut Mu Harimau Mu” Konsuekensinya Hanum Rais harus diproses. Baik secara hukum maupun etika profesinya sebagai seorang dokter,” jelasnya.
Pada 2 Oktober 2018, Hanum Rais dalam akun twitter @hanumrais menuliskan “Sy juga dokter. Sy melihat meraba dan memeriksa luka Bu Ratna kemarin. Sy bisa membedakan mana gurat pasca operasi&pasca dihujani tendangan, pukulan. Hinalah mereka yang mengangga sbg berita bohong. Krn mereka takut, kebohongan yang mereka harapkan, sirna oleh kebenaran.”
Cuitan di media sosial twitter ini merujuk pernyataan Ratna Sarumpaet yang mengaku menjadi korban penganiayaan pelaku misterius di daerah Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018
Namun, cuitan tersebut rupanya telah dihapus. Tanggal 3 Oktober 2018 Hanum Rais menulis kembali dalam twiiternya yang berbunyi: “Sebuah pelajaran bagi kami, kita semua, di era yg penuh dengan intrik dan tipu muslihat, ternyata tabayyun tak cukup. Namun taqarrub padaNya yang terus dipelihara, agar kita selalu mengetahui siapa sahabat yang tulus dan mereka yang menikam dari belakang. Wallahu a’lam bissawab”.
Terimakasih, Sabtu 20 Okt 2018