Foto H Abdullah M Saleh SH
SUAKA – BANJARMASIN, Advokat Senior yang juga Calon Legeslatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DPRD Kalsel, H Abdullah M Saleh SH menganggap adanya Deklarasi Damai Dari Kalsel Untuk Indonesia yang digelar oleh tim relawan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo-Ma’ruf Amin bersama relawan Prabowo Subianto–Sandiaga Salahuddin Uno di Kalimantan Selatan yang gelar di Hotel Victoria Banjarmasin, Minggu (2/9/2018) merupakan langkah yang sia-sia.
“Tujuan Deklarasi damai Dari Kalsel Untuk Indonesia ini dilaksanakan agar tidak ada gesekan antar kedua kubu tim relawan, sehingga pelaksanaan Pilpres 2019 yang sudah diambang mata dapat berjalan dengan aman, lancar, dan sukses merupakan hanya ingin menjadi pahlawan kesiangan saja,” ucap Abdullah M Saleh kepada sejumlah wartawan usai deklarasi dilaksanakan, Ahad (2/9/2018).
Foto Kedua Tim Relawan Capres-Cawapres Saat Deklarasi Damai di Hotel Victoria Banjarmasin, Ahad (2/9/2018).
Selanjutnya Abdullah menyatakan, acara deklarasi damai dua kubu relawan yang dihadirinya itu hanya simbolis semata. Pasalnya, gawean tersebut ternyata tidak terstruktur dengan benar sesuai tatanan organisasi.
“Jangankan terstruktur, nama atau identitas acaranya saja tidak ada alias tidak jelas. Bahkan pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang pemenangan yang konon kabar hoax di medsos yang didengungkan mereka, tidak ada sama sekali. Misalnya dari pihak kepolisian, dari pihak TNI, tidak ada tindakannya,” ungkap H Abdullah M Saleh SH.
Menurut Advokat senior itu, Deklarasi damai itu hanya buang-buang waktu, dan menguras energi. Persisnya, gawean relawan politik Kalsel itu lebih tepat sebagai organisasi tanpa bentuk (OTB), karena tidak jelas jenis kelaminnya.
“Saya tidak anti aktivisme. Tapi saya protes, pernyataan mendadak ini boleh saja dilaksanakan, tapi kita harus berpikir jangan kita punya ide lantas ujuk-ujuk gelar deklarasi. Tadi saya sudah jelaskan, sebaiknya berikan sebuah nama terlebih dahulu agar kita tidak dianggap pahlawan kesiangan, dan baru di buatkan legalitasnya berupa akta notaris,” celutus Abdullah.
Kalau memang ada Isu berita hoax di medsos yang meresahkan masyarakat, itu juga tugas pihak kepolisian dan intel-intelnya yang meredamnya, “Kitakan punya petugas hukum, kalau ada berita hoax pihak berwajib bisa menindaknya sesuai dengan ketentuan hukum. Kan negera kita ini negara hukum,” ujar Abdullah.
Penggagas Deklarasi Damai Dari Kalsel Untuk Indonesia, H Aspihani Ideris SAP SH MH menyatakan, dilaksanakannya deklarasi damai tersebut guna mengantisipasi pertikaian antar mendukung dan simpatisan kedua pasangan Capres-Cawapres yang akan berkompetisi pada Pilpres 2019.
Dikatakannya, di era globalisasi dan tehnologi kerap kali muncul ketika momentum jelang tahun politik bertebaran informasi-informasi hoax ini, sehingga menyebabkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat yang notabene mengharapkan suatu informasi yang valid dan terpercara.
“Penyebaran berita hoax yang di media sosial ini yang memberikan motivasi kami melaksanakan Deklarasi damai Dari Kalsel Untuk Indonesia yang Alhamdulillah terlaksana hari ini ” ujar Aspihani.
Berbicara masalah legalitas, Aspihani mengatakan, tidak mungkin dua kubu tim relawan kedua pasangan Capres-Cawapres itu dibikinkan dengan satu legalitas.
“Sudah lah tidak terlalu dipersoalkan itu, saya yakin masing-masing tim relawan punya legalitas. Contohnya seperti kami tim relawan Gardu Prabowo. Kami punya legalitas hukum sendiri, karena Gardu Prabowo ini didirikan sejak tahun 2008 dengan misi menghantarkan pak Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia,” ucapnya.
Aspihani memaparkan, Gardu Prabowo Kalsel punya SK dari DPN Gardu Prabowo sendiri sejak tahun 2014 yang berlaku sampai tahun 2019. “Yang penting niat, kita tanamkan dalam hati untuk berjuang dengan damai dan tentram serta mengesampingkan permusuhan yang pada akhirnya membuat diri kita sendiri yang rugi,” pungkasnya.
Tim Relawan Kalsel pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, Ir H Anang Rosadi Adenansi diketika diminta tanggapannya oleh beberapa wartawan memilih diam alias “No Comments“. “Tadi sudah dijelaskan langsung oleh kanda Samsul Daulah dan dinda Aspihani Ideris saat acara deklarasi berlangsung, anda-anda kan wartawan ini orang pintar semua, silahkan cerna masing-masing” ucap Anang Rosadi singkat kepada wartawan usai acara Deklarasi berlangsung di hotel Victoria Banjarmasin, Ahad (2/9/2018). (Red)