SUAKA – BANJARMASIN. Sidang gugatan yang dilakukan oleh dua orang aktivis Kalsel, yaitu Anang Rosadi dan Rakhmat Noplyardi terhadap mantan koleganya di DPRD Provinsi Kalsel Periode 2004-2009 yang sekarang menjadi Walikota Banjarmasin Ibnu Sina berlanjut ke sidang Ajudukasi, upaya damai dengan tahapan mediasi ditolak oleh kedua Pemohon.
Sengketa informasi dalam pembukaan sidang majelis infomasi menawarkan tahapan sidang yaitu upaya Mediasi, namun upaya tersebut gagal total. Wartawan suarakalimantan.com yang hadir memantau sidang melihat alotnya perundingan yang memakan waktu cukup lama dalam proses upaya mediasi tersebut. Namun pemohon bergeming dan tetap minta sidang tetap dilanjutkan,
Diketika dikonfirmasi setelah sidang usai, Rahkmat Nopliardy mengatakan, bahwa walaupun ada itikad baik dari kuasa termohon yaitu SOPD Pemko Banjarmasin, namun Rakhmat menilai justru Walikota sebagai penanggungjawab kekuasaan tertinggi menganggap remeh persoalan tersebut.
Oleh karenanya, menurut Rakhmat lebih baik kita berpekara terus sampai akhir dan ini juga untuk kebaikan masyarakat, karena jika diselesaikan dengan mediasi pasti akan timbul praduga yang tidak baik kepada kami sebagai pemohon, papar Rakhmat kapada wartawan.
Selanjutnya Rakhmat menyampaikan, karena kami ingin tahu dan menguji apakah Walikota Banjarmasin Ibnu Sina peduli dengan amanah yang disandangnya saat ini?
Sefaham dengan Rakhmat, Anang Rosadi Adenansi salah satu pemohon juga ingin tetap lanjut ke proses persidangan Ajudikasi, ditanya wartawan tentang sikapnya tersebut Anang mengatakan cukup dan sama dengan sikap Rakhmat, Anang hanya menunjukan Kaos putih yang dipakainya setelah sidang berakhir, dengan gambar Raden Ajeng Kartini bertulisankan, AGAMA MEMANG MENJAUHKAN KITA DARI DOSA, TAPI BERAPA BANYAK DOSA YANG KITA BUAT ATAS NAMA AGAMA!!?? dan Bagian belakang bertuliskan BERPOLITIKLAH DENGAN AGAMA TAPI JANGAN MEMPOLITISASI AGAMA UNTUK TUJUAN POLITIK.
Ditanya sejumlah wartawan maksud pemakaian kaos tersebut, Anang mengatakan silahkan maknai sendiri dan kelihatannya ini bagian protes atas situasi politik Indonesia sekarang ini, papar nya.
Ketika didesak salah satu wartawan suarakalimantan.com untuk berkomentar, Anang menjawab “sebagian pemimpin kita telah hilang kesadarannya bahwa mereka bukanlah pemilik uang rakyat tapi hanya sebagai pengelola uang rakyat seharusnya ada kesadaran penuh untuk menjaga milik dan uang rakyat dan menggunakannya sebesar besarnya untuk kepentingan rakyat,” ucapnya.
Anang meminta kepada masyarakat yang memilih harus sudah mulai sadar dan segera membangun keyakinan diri supaya hidup lebih berarti dan bermakna,..Aaminn, katanya mengakhiri pembicaraannya. (Riduan)