HAJI Aspihani Ideris terlahir anak paling bungsu dari dua bersaudara se ayah se ibu dengan Kastalani Ideris. Ayah nya Aspihani ini bernama Haji Muhammad Ideris atau yang dikenal dengan sebutan Guru Ideris. Aspihani dilahirkan di Kampung Sungai Asam, Desa Gudang Hirang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tepatnya pada hari Kamis, tanggal 23 Januari 1975.
Ayahnya adalah seorang Ulama / Tuan Guru (Guru Agama) dan juga seorang pensiunan tenaga pengajar di SDN Budi Utama, sekarang bernama SDN Gudang Hirang 1 di dan juga seorang Guru Agama Penceramah dalam sebuah majelis dalam Wilayah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Selain itupula juga diketahui ayahda Aspihani ini juga seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, di saat zaman penjajahan ayahda Aspihani ini di kenal oleh para pejuang sebagai Komandan Pasukan “LASKAR GAIB” yang bermarkas di Pandauan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.
Dari keterangan yang didapatkan penulis, tutus keturunannya adalah Aspihani Ideris bin Haji Muhammad Ideris bin Syekh Abdurrasyid (Tuan Guru Abdurrasyid) bin Kumau bin Tukus bin Abdullah Assegaf bin Alwi bin Ali sampai ke nasab Umar bin Thoha bin Umar Asshofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Syekh Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Jamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Al-Awsat (Imam Ali Zainal ‘Abidin) bin Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Dengan asal usul dari garis keturunan berasal dari negeri Yaman Timur Tengah dengan darah campuran Arab-India.
Ayahnya Aspihani Ideris ini dikenal dikalangan masyarakat sekitar dengan sebutan Tuan Guru Ideris atau Guru Ideris yang wafat pada tahun 1994. Kalau dilihat dari nasabnya bermarga Assegaf, Aspihani merupakan zuriat keturunan Rasulullah Shaallallahu ‘Alaihi Wassalam (SAW) melalui nasab Imam Sayyidina Husien bin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Namun informasi yang didapatkan penulis, hal tersebut sejak dari Datuknya Aspihani sendiri nasab habaib itu disembunyikan dengan alasan yang tidak diketahui oleh penulis.
Diketika penulis mempertanyakan kepada Aspihani tentang keburuntungan memiliki zuriat berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW. Ia menjawab, zuriat Rasulullah tersebut tidak dapat menjamin dirinya masuk surga, iapun mengatakan sebagaimana pesan ayah kandungnya sendiri Tuan Guru Muhammad Ideris bahwa kita tidak perlu mempertentangkan zuriat, dan kita sebagai zuriat Rasulullah jangan selalu membanggakan diri sehingga diri kita mengarah menjadikan sombong yang mengakibatkan hatinya busuk. Ada sebuah hadits nabi, Rasulullah mengatakan bahwa beliau (Nabi Muhammad) saja tidak bisa menjamin anak beliau Siti Fatimah masuk surga, apalagi hanya keturunan cucu-cucu dan cicit-cicit beliau saja, namun menurut Aspihani yang bisa menolong seseorang masuk surga itu adalah amal kebaikan dan hati yang sholeh selama hidup didunia.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Malik Al-Asy‘ari, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkat-pangkatmu dan tidak pula kepada nasab-nasabmu dan tidak pula kepada tubuhmu, dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi, memandang kepada hatimu. Maka barang siapa mempunyai hati yang shaleh, maka Allah belas kasih kepadanya. Kamu tidak lain adalah anak cucu Adam. Dan yang paling dicintai Allah di antara kamu ialah yang paling bertakwa.” dan juga ada Firman Allah SWT dalam QS. Al Hujurat ayat 13 berbunyi ” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ujar Aspihani mengutif sebagaimana menirukan ucapan ayahnya disaat masih hidup.
Selain itu Aspihani juga sempat mengatakan kepada penulis, bahwa manusia ini sama disisi Allah SWT, yang membedakan itu adalah akhlak budi pekertinya sendiri. Dengan akhlak yang baik, sehingga seseorang itu bisa Tawaddu kepada Allah SWT. “Sehebat apapun diri kita ini, janganlah pernah merendahkan orang lain. Siapa tau orang yang kau anggap rendah itu lebih mulia dan hebat hatinya dari kita sendiri,” ucapnya kepada penulis.
Selanjutnya Aspihani menuturkan, bahwa Allah SWT itu hanya memandang seorang hamba dari kualitas iman dan ketaqwaannya. Jadi dalam hidup ini kita perbanyak amal ibadah, karena amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah Shalat. Apabila Shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan serta sebaliknya. Kemuliaan seseorang di pandangan Allah bukan hanya dilihat dari sisi lahirnya saja seperti bentuk rupa yang cantik atau tampan, harta yang belimpah, keturunan yang baik dan seterusnya, akan tetapi Allah hanya melihat amal hati seperti keikhlasan, rasa khauf, ketundukan dan juga amal anggota badan seperti diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengerjakannya. Intinya garis keturunan seseorang itu tidak akan bisa menyelamatkannya kelak pada hari kiamat, ucapnya.
Ibunda dari Aspihani Ideris ini bernama Hajjah Rukiah binti Gusti Asnawi yang juga berstatus seorang tenaga pengajar berstatus Pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Beliau mengajar di SDN Budi Sekawan yang sekarang di kenal dengan nama SDN Gudang Hirang 4. Hajjah Rukiah ini terakhir mengajar di MIS Al-Hikmah Sungai Tabuk Kota hingga akhirnya beliau pensiun di tahun 2006 dan meninggal dunia di tahun 2008. Makam kedua orang tua Aspihani ini terletak di pemakaman keluarga di Kampung Handil Buluan Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Semasa kecil Aspihani Ideris ini merupakan seorang anak yang tumbuh dan dibesarkan dari keluarga sederhana di Kampung Sungai Asam Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Sejak kecil dia sudah terbiasa dengan hidup sederhana dan seadanya. Aspihani ini hidup di dalam keluarga yang taat beragama, karena kedua orang tuanya merupakan guru agama baik di sekolah maupun di kampung.
Oleh karenanya, diusia belia Aspihani dididik orang tuanya untuk mandiri. Menurut informasi yang dapat digali penulis, Aspihani di usia belia pernah menjadi pedagang sayur keliling, jualan es (es giru) pun pernah dilakoninya. Disaat ke Sekolah semasa Sekolah Dasar, Aspihani membawa dagangannya yakni es giru yang berbentuk lilin ke sekolah tempat dia mengecap pendidikannya. Bahkan tanpa merasa malu, sepulang sekolah pun ia sering berjualan sayur-sayuran dan es giru keliling. Sekokahnya dua kali sehari, pagi di SDN Budi Sekawan / SDN Gudang Hirang 4, dan sore harinya ia mengecap pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah di Sungai Madang wijayah Desa Gudang Hirang juga. Kendati hidupnya pas pasan, Aspihani, anak yang cemerlang, berprestasi dalam pendidikan dan organisasi, dari sekolah hingga menjadi mahasiswa.
Jenjang pendidikan Aspihani adalah berawal dari SDN Gudang Hirang 3 (SDN Angsana) pindah ke SDN Gudang Hirang 4 (SDN Budi Sekawan) dan juga Madrasyah Ibtidaiyah Diniyah di Sungai Madang dan melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Falah Putra Banjarbaru (1998-1990), namun menyelesaikan pendidikan Madrasyah Tsanawiyah nya di MTs Raudhatussubban Sungai Lulut dengan melanjutkan pendidikan tingkat atas di Madrasyah Allah Negeri (MAN-1 Banjarmasin) dengan melanjutkan sempat di Pondok Pesantren Darul Ulun Jombang dan dilanjutkan ke Pondok Pesantren Datuk Kalampaian Bangil – Jawa Timur hingga menyelesaikan pendidikan Program Magister Hukumnya di Universitas Islam Malang (UNISMA) Malang – Jawa Timur di tahun 2011. Dan juga ia tercatat sebagai Mahasiswa Program Doktor / Strata 3 di Universitas Sultan Agung – Semarang Jawa Tengah.
Sejak tahun 1997 sampai tahun 2004 Aspihani menyumbangkan ilmunya sebagai tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Jannatusyibyan dan sebagai Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Gudang Hirang 3 dari tahun 2001 sampai 2004 yang merupakan wilayah Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Kerena ikut dalam pencalonan anggota legeslatif di tahun 2004 Aspihani dan menduduki jabatan sebagai anggota DPRD Banjar 2004-2009, Aspihani mengundurkan diri sebagai tenaga pengajar saat itu.
Informasi yang digali penulis kepada beberapa tokoh, disaat Aspihani menjabat sebagai anggota DPRD Banjar, ia benar-benar memperjuangkan Daerah Pemilihannya dengan segenap kemampuannya, sehingga pembangunan infrastruktur dizamannya selalu diperhatikan.
“saya salut dengan Aspihani, ia benar-benar berjuang untuk daerah pemilihannya. Jalan dan jembatan banyak dibangun hasil dari buah perjuangannya. Faktanya, seperti rehab jembatan gantung dan jalan di desa kami ini, pak Aspihani yang perjuangkan. Dan banyak lagi jalan di desa lainnya juga, seperti perbaikan jalan (cor semen) jalan di desa Sungai Pinang Lama ke Lok Baintan sampai ke Desa Sungai Bakung merupakan buah perjuangan beliau. Dan masih banyak lagi yang tidak cukup dengan tulisan di media ini pemuatannya. Intinya Aspihani merupakan putra terbaik Sungai Tabuk khususnya,” papar Pambakal Lok Buntar, Khusairi kepada penulis.
Puluhan organisasi ia pimpin, dan kepercayaan yang di berikan kepada Aspihani untuk memajukan berbagai organisasi kemasyarakatan itupun ia emban dengan sepenuh hatinya. Tahun 1996-1999, ia pernah memimpin sebagai Ketua Umum Ikatan Guru Honorer Madrasyah Ibtidaiyah/Diniyah se Kalimantan Selatan. Dan juga sejak tahun 2003 sampai tahun 2013 Aspihani Ideris dipercayakan menduduki sebagai Ketua Umum Masjid Khairullah Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Dimasa kepemimpinannya, walaupun banyak penolakan dari tokoh agama di Sungai Lulut, Aspihani tetap memberanikan merehabilitasi total masjid Khairullah tersebut. Dan alhasil, sekarang masjid Khairullah yang terletak di Kelurahan Sungai Lulut Km. 7,900 itu telah berdiri tegak, kokoh dan megah serta dapat menampung jemaah ratusan orang.
“Saya prideksi lima tahun kedepan Desa Sungai Lulut ini menjadi daerah terpadat se kecamatan Sungai Tabuk. Jika masjid ini tidak di rehab total, saya pastikan 5 tahun kedepan jamaah yang ingin beribadah di masjid ini akan membludak dan kapasitas masjid tidak bisa memenuhi nya lagi,” ucap Aspihani disaat rapat Panitia Masjid Khairullah pertama kali di ruang induk masjid Khairullah dihadapan puluhan para tokoh dan warga Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Diketahui, Aspihani juga berprofesi sebagai advokat / pengacara dan juga ia diketahui seorang aktifis yang terkenal di Kalimantan. Ia memimpin berbagai organisasi kemasyarakatan, diantaranya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantanyang disingkat LEKEM KALIMANTAN sejak tahun 2009 sampai sekarang. Selain aktif dalam dunia aktifis, Aspihani juga aktif sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin sejak tahun 2016 sampai sekarang di Fakultas Hukum.
Berbagai organisasi kemasyarakatan di Kalimantan Selatan juga dipimpinnya. Intinya seorang Aspihani Ideris ini sangat dikenal di khalayak para aktifis di Kalimantan. Karena ia kami anggap merupakan bagian dari Aktifis Senior dan dikenal sangat berani memperjuangan aspirasi masyarakat. Diketahui saat ini, Aspihani sangat gencar berjuang dan memperjuangkan Penuntutan Pemekaran Daerah, yakni memperjuangkan pemekaran Kabupaten Gambut Raya dari Kabupaten Induk Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.
Walaupun berdomisili di Kampung Handil Buluan, Desa Gudang Hirang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, tokoh muda Kalimantan ini tinggal di ibu kota Kalimantan Selatan (Kalsel) yakni di Kota Banjarmasin dan diketahui ia hidup berbahagia dan rukun sejak menikahi seorang perempuan yang cantik bernama Normilawati (Sarjana Ekonomi) pada hari Rabu, tanggal 26 Mei 2010 Masehi / 12 Jumadil Tsania 1431 Hijriah. Selain itu mereka akhirnya memiliki 3 orang anak perempuan yang cantik-cantik dan juga sebelumnya punya anak laki-laki paling tua bernama Muhammad Alvin, namun sudah meninggal dunia di tahun 2016 kemaren.
Hari ini tepatnya hari Sabtu tanggal 26 Mei 2018 usia pernikahan mereka berdua Aspihani Ideris dan Normilawati sudah 8 (delapan) tahun lamanya. “Selamat Berbahagia dan Selalu menjadi keluarga sakinah mawaddah warabbun ghafuur”. Aamin Yaa Rabbal’alamin…
Penulis: Muhammad Hatim Darmawi
Wartawan: Pemburu Fakta
Mengutif relesan pemberitaan Media PEMBURU FAKTA