Koalisi Gerindra-PD-PKS dan PAN Bersiap Melawan Jokowi di Pilpres 2019

Foto Istimewa internet: kiri-kanan: Fadli Zon (atas/Gerindra), Andre Rosiade (bawah/Gerindra), Chandra Tirta Wijaya (PAN), Ferdinand Hutahaean (PD), Sandiaga Uno (Gerindra).

SUAKA-JAKARTA. Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN bersiap diri melawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 mendatang. Keempat partai itu bersepakat bakal membentuk koalisi.

Rencana pembentukan koalisi itu awalnya dikemukakan oleh Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan. Ia menyatakan partainya kembali membuka komunikasi dengan Partai Gerindra. “(Komunikasi poros ketiga) masih terus, baik dengan PKS, PKB, PAN, sekarang mulai lagi dengan Gerindra ngobrol dan itu normal, dengan partai-partai lain juga kita ngobrol,” ujar Hinca kepada wartawan di Senayan, Jakarta, Jum’at (18/5).

Kemudian, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade pun tak membantah soal rencana koalisi keempat partai itu. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai. “Nanti setelah semuanya sepakat koalisi, tentu akan ada pertemuan Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat,” ujar Andre kepada wartawan, Selasa (22/5).

Andre menyebut rencana koalisi itu terlihat dari keakraban antara elite Gerindra, PAN dan Demokrat dalam sebuah foto saat acara peringatan 20 tahun reformasi di DPR. Ia pun menghubungkan rencana koalisi keempat partai itu dengan pertemuan antara Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno dan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu. “(Foto) hanya (elite) Gerindra, PAN, Demokrat. Foto ini kode ini. Bahwa setelah pertemuan Bang Sandi dan Mas AHY, akan ada pertemuan lanjutan. Pertemuan Partai Gerindra dan Partai Demokrat dulu,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon pun memberi tawaran kepada Partai Demokrat jika jadi berkoalisi. Namun, ia tak menyebut secara spesifik posisi apa yang akan didapat Partai Demokrat. “Bagaimana kita melakukan power sharing, karena tidak mungkin hanya satu-dua partai saja yang dominan,” kata Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Baca Juga:  Hadapi Pilkada 2024 Bawaslu Sukamara Gelar Sosialisasi dan Implementasi Peraturan

Rencana koalisi ini semakin menguat seiring kabar pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono berharap pertemuan kedua tokoh itu seperti Mahathir Mohamad-Anwar Ibrahim yang berhasil menumbangkan rezim Najib Razak di Malaysia.

“Mudah-mudahan ini seperti pertemuannya oposisi-oposisi di Malaysia bergabung untuk mengalahkan yang berkuasa, harapannya,” ujar Ferry di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat.

Berikutnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid juga menyatakan Partai Demokrat menjalin komunikasi dengan partainya. Komunikasi itu terkait Pilpres 2019. “Kami menghormati sikap dari Partai Demokrat (yang komunikasi dengan Gerindra) dan kami pun ada komunikasi dengan Partai Demokrat. Demokrat ada komunikasi dengan PKS sebagaimana Demokrat juga berkomunikasi dengan Gerindra, Gerindra dengan PKS,” imbuh Hidayat Nur Wahid di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Namun, ia meminta Partai Demokrat legowo jika nantinya kader PKS lah yang bakal menjadi Cawapres dari koalisi yang bakal terbentuk. “Saya berharap Demokrat terbuka menerima calon dari PKS,” ucap Hidayat.

Partai Demokrat pun menanggapi harapan PKS itu. Menurut Demokrat, waktu yang akan menjawab soal siapa yang bakal maju sebagai Capres dan Cawapres lewat koalisi yang masih belum mencapai kata sepakat itu. “Kami sampaikan, PKS tidak perlu merespons pertemuan Partai Gerindra dengan Partai Demokrat secara berlebihan. Santai saja, nanti waktu menjawab. Ingat pepatah, takkan lari gunung dikejar,” kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean. (TIM).

Dibaca 28 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top