SUAKA-BANJARMASIN. Nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalimantan Selatan bulan Februari 2018 mencapai US$654,19 juta atau turun 6,33 persen dibanding ekspor bulan Januari 2018 yang mencapai US$698,36 juta dan naik 31,67 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Februari 2017 yang mencapai US$496,85 juta.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, Ir Diah Utami MSc, Senin (2/4), nilai impor Kalimantan Selatan bulan Februari 2018 sebesar US$100,68 juta atau naik sebesar 4,25 persen dibanding impor bulan Januari 2018 yang mencapai US$96,57 juta.
Sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor bulan Februari 2017, nilai tersebut turun sebesar 14,78 persen yang pada saat itu nilainya mencapai US$118,14 juta. Neraca perdagangan ekspor impor Kalimantan Selatan bulan Februari 2018 surplus US$553,51 juta.
Dikatakan Diah, kelompok barang utama penyumbang ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan Februari 2018 ada pada kelompok bahan bakar mineral dengan nilai US$585,01 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 1,08 persen dibanding ekspor bulan Januari 2018 yang mencapai US$591,42 juta.
Sementara itu, di urutan kedua adalah kelompok lemak & minyak hewani/nabati yang menyumbang ekspor dengan nilai US$55,95 juta yang banyak mengalami penurunan sebesar 42,50 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di urutan ketiga adalah kelompok kayu, barang dari kayu dengan nilai ekspor US$7,68 juta yang naik sebanyak 13,18 persen dibanding bulan Januari 2018 yang mencapai US$6,78 juta.
“Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor bulan Februari 2018, kelompok bahan bakar mineral memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 89,43 persen. Kelompok barang lemak dan minyak hewani/nabati dan kelompok kayu, barang dari kayu sebesar 8,55 persen dan 1,17 persen,” kata Diah.
Diah menjelaskan, di urutan keempat dan kelima terdapat kelompok berbagai produk kimiadan kelompok ampas/sisa industri makananKemudian diikuti oleh kelompok barang lemak dan minyak hewani atau nabati dan kelompok kayu, barang dari kayu dengan kontribusi masing-masing sebesar 8,55 persen dan 1,17 persen.
Berikutnya di urutan keempat dan kelima terdapat kelompok berbagai produk kimia dan kelompok ampas atau sisa industri makanan. Dengan kontribusi masing-masing sebesar 0,50 persen dan 0,25 persen. Peranan ekspor kelima kelompok barang ini pada bulan Februari 2018 mencapai 99,90 persen dari total ekspor melalui pelabuhan muat di Kalimantan Selatan.
“Dari sisi perkembangannya, total ekspor kelima barang utama sebesar US$653,55 juta mengalami penurunan sebesar 6,42 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2018 yang mencapai US$698,36 juta,” ungkap Diah. (TIM)