suarakalimantan.com, Kotabaru. Ajun Inspektur Satu Mujianto punya kesibukan tersendiri menjelang HUT ke-72 Republik Indonesia. Anggota Kepolisian Sektor Kelumpah Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan itu keluar-masuk kampung mengkampanyekan deteksi dini terhadap orang asing dan terorisme.
Seraya menumpang kendaraan dinas roda dua, Aiptu Mujianto menyambangi simpul-simpul dimana warga berkumpul. Di hadapan warga desa, ia bersilaturahmi sekaligus mensosialisasikan program kamtibmas di setiap desa binaan Polsek Kelumpang Hilir.
Aiptu Mujianto sengaja tidak mengumpulkan warga desa di satu tempat. Ia lebih suka mendatangi titik kumpul seperti warung kopi, teras rumah, pangkalan ojek, sekolah, dan tempat tempat ibadah.
Melalui sosialisasi, ia berpesan agar ketua RT dan warga senantiasa mendata orang pendatang dan melakukan wajib lapor. “Ketua RT yang lihat pendatang masuk di lingkungan desa harus menerapkan tamu wajib lapor 1 × 24 jam,” kata Aiptu Mujianto kepada wartawan, Kamis (10/8/2017)
Kalaupun menemui seorang pelaku kriminal atau teroris, Aiptu Mujianto meminta warga tidak main hakim sendiri. Ia menyarankan warga melaporkan ke pihak berwajib demi menghindari tindakan anarkis.
Menerima pencerahan itu, seorang warga Desa Serongga, Andi merespons positif atas sosialisasi bahaya terorisme ala Aiptu Mujianto. Menurut Anda, warga desa kerap memanggil Aiptu Mujianto dengan sebutan Mbah Muji.
Andi dan warga segera mengaktifkan pos kamling dan mewaspadai gerak-gerik orang asing yang masuk ke wilayah Kecamatan Kelumpang Hilir. Maklum, ia sadar Kelumpang Hilir kerap dijadikan pintu masuk warga pendatang ke pelosok Kabupaten Kotabaru.
“Di sini perekonomiannya sangat lah baik, mempunyai lahan pertanian yang subur, sebagai pusat belanja bagi warga yang berada di kecamatan lain, dan kawasannya mempunyai hasil bumi yang sangat baik,” kata Andi seraya menambahkan agar sosialisasi ala Mbah Muji jitu mencegah bahaya terorisme dan tindak kriminal lain. (TIM)