SUAKA – BANJARBARU. Runtuhnya lobang galian pendulangan intan mengakibatkan warga dan para penambang intan tradisional lainnya di kawasan Desa Pumpung RT 31 RW 10, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, dibuat gempar. Aktivitas yang pertambangan berderu pun sempat terhenti pada Senin (3/4/2017) sekira pukul 13.00 Wita, terjadi kecelakaan yang menimpa para penambang usai menggali sumur pendulangan intan.
Aksi penyelamatan pun dilakukan warga dan para pekerja tambang rakyat itu terhadap lima korban yang sempat terkubur dalam sumur berair itu. Namun malang, akibat tertimbun tanah, dua penambang dipastikan tewas, yaitu Bahrul bin Masran (49 tahun), warga Kertak Baru RT 23 RW 8 Kelurahan Cempaka dan Rapi’I bin Jabal (35 tahun), warga Sungai Tiung RT 25 RW 8, Kecamatan Cempaka, walau sempat dievakuasi dalam perjalanan menuju ke puskesmas, namun nyawanya tak tertolong lagi.
Sementara, korban lainnya Mulkani (45 tahun), warga Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka hanya luka di bagian (maaf) di kemaluan. Begitupula Ridwan bin Masran (22 tahun), warga Basung II RT 8 RT 3, Kelurahan Sungai Tiung ini mengalami luka robek di pahan kanan serta pelipis kepala sebelah kanan. Yang sedikit beruntung adalah Irhami bin Asri (25 Tahun), warga Sungai Tiuang RT 14 RW 5, Kelurahan Sungai Tiung yang hanya mengalami luka lecet di kaki kiri. Lima korban ini merupakan para pekerja yang akan membuat lobang untuk penggalian intan di kawasan desa wisata penambangan intan milik Habibi bin H Makruf.
Ketua RT di kawasan Pumpung, Arkani mengakui kedua korban jiwa itu meninggal dunia akibat cukup lama tertimbun tanah, saat melakukan aktivitas pendulangan intan. “Begitu mengetahui kejadian ini, saya langsung laporkan ke pihak kepolisian. Kini, kedua jenazah ini sudah dikembalikan rumah duka masing-masing,” ujar Arkani kepada wartawan di Banjarbaru, Senin (3/4/2017).
Ia bercerita kelima pendulang intan yang mengalami nasib nahas, diakibatkan karena tertimbun tanah berair dan lembek yang cukup lama. “Memang ada tiga orang yang selamat. Namun, dua orang lainnya meninggal dunia,” ucap Arkani lagi.
Sementara itu, Kapolres Banjarbaru,AKBP Eko Wahyuniawan melalui Kapolsek Banjarbaru Timur, AKP Avan Suligi membenarkannya insiden yang telah merenggut jiwa dua penambang intan tersebut. “itu lima pendulang intan menjadi korban tertimbun tanah, tiga di antaranya mengalami luka-luka, dan sisanya meninggal dunia,” ujar Kapolsek Banjarbaru Timur. (TIM)