Rumah mewah Lihan yang dulu ramai, sekarang dipercaya menurut warga berhantu, karena sering terdengar suara banyak orang dirumah kosong tersebut.
<
p class=”text-muted” style=”box-sizing: border-box; background-color: rgb(255, 255, 255); padding: 10px 0px;”>
SUAKA – MARTAPURA. Masih ingat Ustad Lihan, mantan pengusaha intan asal Cindai Alus, Martapura, Kabupaten Banjar? Meski diketahui telah menghirup udara bebas, setelah sempat dipenjara dengan kasus pengumpulan dana masyarakat.
Aset-asetnya hingga kini tidak terurus. Salah satunya adalah rumah yang dipercaya masyarakat sekitar angker dan dihuni hantu. Salah satunya ialah rumah mewahnya di Jalan Batung, Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura.
Hingga kini rumah yang ditinggalkan keluarga Lihan sejak tahun 2010 itu masih terlihat kosong, halamannya pun dipenuhi oleh tanaman liar yang mengering. Rumah mewah dengan pagar besi dan gedung olahraga di sampingnya tersebut terlihat tak pernah disentuh oleh seseorang.
Padahal perangkat desa setempat telah mengeluarkan izin kepada masyarakat untuk memanfaatkan bangunan yang sudah terlanjur kumuh itu. “Padahal banyak yang bisa dimanfaatkan, gedung olahraganya juga masih bisa dimanfaatkan.
Warga sekitar sudah kami beri izin, kalau mau memanfaatkannya silakan saja. Tapi sampai sekarang tidak ada yang mau,” kata Pembakal Desa Cindai Alus, Sunardi.
Ia mengungkapkan, warga tak ingin menggunakan fasilitas di rumah tersebut karena mengaku takut. Meski kosong, warga sekitar seringkali melihat dan mendengarkan sesuatu yang aneh di bangunan itu, “Ada warga melihat, rumah itu kadang-kadang terlihat ramai, banyak suaranya dan orang. Padahal sebenarnya rumah itu ‘kan kosong,” ungkapnya.
Anehnya, kejadian itu bukan hanya terjadi di malam hari. Sunardi mengatakan, salah satu warganya juga mengaku pernah melihat suasana ramai di rumah Lihan di siang hari. “Gak tahu, mungkin karena dibeli dari uang haram tau karena lama tak dihuni rumah itu jadi berhantu,” katanya.
Ditanya apakah rumah itu pernah didatangi seseorang, ketika keluarga Lihan sudah pindah? Sunardi mengaku tak mengetahuinya secara persis, namun seingatnya rumah itu tak pernah lagi didatangi orang pada tiga tahun terakhir. “Paling sering didatangi orang pada tahun pertama Lihan di penjara,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan salah satu warga sekitar, Bakaruddin, dalam beberapa tahun terakhir tak ada satu orangpun yang mendatangi rumah milik Lihan. “Tidak pernah lihat ada orang ke sini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, meski kosong dan tidak pernah didatangi orang, namun rumah beratap biru tersebut terkadang terdengar ramai. Seperti ada banyak orang di dalam rumah itu. Berhantu rumahnya, mungkin karena lama tidak ditempati, ujarnya.
Seorang warga setempat mengatakan, sejak Lihan ditangkap pada tahun 2010 lalu, rumah tersebut langsung ditinggalkan oleh penghuninya dan hingga sekarang tidak ada yang memelihara. “Pas Lihan ditangkap rumah kosong, kami tidak tahu keluarganya ke mana,” katanya kepada wartawan.
Sekadar mengingatkan, pada 2010 lalu warga banua dihebohkan dengan runtuhnya kerajaan bisnis investasi Lihan di bawah payung PT Tri Abadi Mandiri. Di mana bisnis ini menurut laporan Polda Kalsel, melibatkan sekitar 3.774 orang investor dengan uang yang terkumpul sekitar Rp817 miliar.
Pada tanggal (12/9) tadi,.Lihan dikabarkan telah bebas bersyarat dan masih harus menjalani wajib lapor. Meski begitu Lihan langsung meninggalkan Kalimantan dan mengurus kepindahan wajib lapornya di Bapas (Balai Pemasyarakatan) Bogor. (TIM)
<
p class=”text-muted” style=”box-sizing: border-box; background-color: rgb(255, 255, 255); padding: 10px 0px;”>