Oleh Aspihani bin Ideris bin Abdurrasyid (Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN)
SUAKA – BANJARMASIN. Dalam hidup di dunia ini pastilah kita memerlukan sebuah kebutuhan baik pangan maupun sandang. Hal tersebut tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri.
Di era perkembangan ilmu dan tehnologi yang serba canggih ini maraknya pembiayaan-pembiayaan yang menawarkan jasa pinjaman uang dengan cara adanya jaminan berupa surat-surat berharga.
Hal demikianlah yang mendorong seseorang ingin menggapai sebuah keinginan kebutuhan itu dengan jalan meminjam uang ke pembiayaan itu tanpa harus mengkaji terlebih dahulu dampak negatif yang kelak akan dihadapinya.
Dengan adanya hal demikian haruslah ada perhatian serius dari pemerintah agar memikirkan solusi terbaik guna membantu untuk meringankan keinginan dari masyarakat, sehingga menggapai sebuah harapan menuju masyarakat yang sejahtera.
Karena latar belakang penulis sebagai seorang aktifis lembaga sosial masyarakat, maka seringlah mendapatkan laporan lansung dari konsumen pembiayaan itu. Mereka banyak yang mengeluhnya ketimbang merasa terayumi dengan baik oleh pembiayaan itu.
Diantara keluhan itu yaitu mereka merasa tertipu dengan taktik muslihat yang digunakan oleh pembiayaan itu dengan bunga yang sangat menyengat serta menyiksa bagi mereka…?
Penulis tidak bisa terlalu jauh membahas permasalahan rentener berdasi ini. Penulis rasa anda-anda para pembaca pastilah mengerti dan memahami dengan semua ini.
Insya Allah kalau mendapatkan dukungan dan izin dari pemerintah, penulis awal bulan Januari 2012 ini akan meluncurkan buku yang penulis beri judul “RENTENIR BERDASI”.
Pada hakikatnya menghutangkan uang dengan meminta kelebihan yang sangat menyakitkan hati bagi menerima hutang itu hukumnya sama dengan RIBA dan jelas diharamkan oleh Agama.
Dan perbuatan riba sangat dilarang oleh agama, khususnya agama Islam seperti yang termuat dalam sebuat firman Allah SWT yang terdapat dalam surah Ali Imran ayat 130 yang maknanya kurang lebih begini, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan”.
Permasalahan rentenir berdasi ini merupakan sebuah polemik yang paling sulit dihadapi oleh masyarakat di saat perkembangan teknologi ini, walaupun mereka tidak ingin termasuk dalam lingkarannya, akan tetapi permasalahan ini sangat sulit mereka hindari karena kebutuhanlah yang mendesak mereka.
Penulis hanya dapat memohonkan kepada pemerintah agar senantiasa bisa memikirkan hal yang telah penulis ungkapkan ini guna mencapai negeri yang tentram dan sejahtera serta tentunya mendapat ridha dari Allah SWT, Amin…
Tulisan ini merupakan sebuah rintihan hati yang paling dalam bagi masyarakat terjerumus keliang rentenir berdasi tersebut sebagaimana aspirasi banyaknya curhatan mereka kepada Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN) selama ini. (Red)