Sukamara,-
Proyek yang ditangani Dinas PUPRPRKP Kabupaten Sukamara ini disebut berjalan lambat akibat cuaca dimana curah hujan cukup tinggi, namun penulis menilai persoalannya tidak sesederhana itu.
Baik Dinas PUPRPRKP Sukamara dan juga Pihak Kontraktor menilai, kondisi cuaca menjadi faktor dominan yang menyebabkan progres pekerjaan melambat.
Menanggapi hal ini, penulis menegaskan melambatnya progres kemajuan pekerjaan ini bukan semata persoalan teknis di lapangan, melainkan juga menyangkut manajemen proyek sejak awal.
Ini bukan hanya masalah hujan. Kontraktor dan dinas seharusnya membaca kondisi musim sebelum proyek dimulai.
Mitigasi cuaca itu wajib masuk dalam rencana pelaksanaan, bukan dijadikan alasan saat progres tersendat atau melambat seperti saat ini.
Pekerjaan jalan memang memiliki standar manajemen cuaca, terutama saat musim hujan. Mulai dari pengelolaan material basah, perlindungan area timbunan, penjadwalan pemadatan, hingga pembuatan saluran air sementara untuk mencegah genangan.
Semua itu bagian dari standar kerja. Time schedule pekerjaan sudah ada sejak awal, jadi antisipasi cuaca harus terintegrasi, bukan reaktif atau pasrah begitu saja dan berharap besok hari cuaca tidak hujan lagi.
Penulis menekankan proyek jalan tidak boleh menimbulkan risiko bagi warga. Jalan adalah infrastruktur dasar yang menentukan mobilitas, keselamatan pengguna, hingga pertumbuhan ekonomi kawasan.
Jika mitigasi cuaca tidak dilakukan sejak awal, dampaknya bukan hanya bisa terjadi keterlambatan pekerjaan saja bahkan bisa terjadi kecelakaan atau terganggunya aktivitas warga. Itu konsekuensi yang tidak dapat diterima secara akal sehat.
Harus juga diingat bahwa dua hal harus berjalan bersamaan yaitu proyek harus selesai tepat waktu, namun keselamatan dan mitigasi cuaca tak boleh di abaikan begitu saja.
Penulis juga menilai waktu pelaksanaan pekerjaan ruas jalan di Kabupaten Sukamara terkesan memaksa pihak kontraktor harus kerja full time agar pekerjaan tepat waktu dan berkomitmen tetap menjaga kualitas pekerjaan.
Penulis juga mengharapkan harus ada evaluasi kinerja dinas teknis terkait jangan sampai kejadian serupa berulang lagi di tahun anggaran 2026, harus ada mitigasi cuaca untuk pekerjaan ruas jalan. (Yohanes Eka Irawanto)
