SUAKA – KOTABARU. Hutan mangrove di Desa Langadai, Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menjadi objek penelitian warga asal Jerman.
“Selain berkunjung untuk menikmati keindahan, wisatawan asal Jerman juga telah melakukan sebuah penelitian di kawasan hutan mangrove Desa Langadai,” kata Sekretaris Desa Langadai, Mukhtar Alwi, di Kotabaru
Mukhtar mengaku, tidak mengetahui secara pasti apa yang diteliti oleh warga asal Jerman tersebut.
Namun yang pasti mereka berkunjung ke Desa Langadai dalam kurun waktu tertentu, dengan melakukan komunikasi dengan warga setempat dan kelompok masyarakat yang kini telah mengembangkan hasil hutan mangrove untuk diolah menjadi minuman yang segar dan makanan kue.
Dia menembahkan, luas hutan mangrove Langadai yang masih terjaga sekitar 600 hektare, dan 600 hektare yang lainya kini sudah berubah fungsi dibuka oleh warga untuk dijadikan lahan tambak.
“Bahkan warga negara Jerman tersebut telah membeli oleh-oleh yang diproduksi kelompok masyarakat Langadai, berupa minuman sirop dan kue agar-agar yang diolah dengan menggunakan bahan baku buah rambai, yang banyak didapat di hutan mangrove,” tambah Ketua Kelompok Masyarakat, Adawiah.
Minuman sirop dan agar-agar dari buah rambai, kini sudah mulai dikenal oleh warga negara Jerman.
Selain wisatawan Jerman, hutan Mangrove Langadai juga telah dikunjungi wisatawan asal Belgia, Jepang, Korea Selatan, dan Turki.
Mereka berkunjung selain melihat hutan mangrove yang masih terjaga keaslianya, juga ingin melihat langsung priomata dilindungi, seperti Bekantan, kera jambul, kera hitam, kera ekor panjang, dan jenis burung serta yang lainnya.