SUAKA – BANJARMASIN. Medua Suara Kalimantan tahun ini merayakan Milad yang ke-93 tahun sekaligus menobatkan Wijiono sebagai pimpinan redaksi. Perayaan dilakukan dengan cara potong tumpeng bersama perwakilan dari beberapa organisasi Pers yang ada di Kalimantan Selatan dilanjutkan do’a bersama sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah SWT.
Acara berlangsung secara hybrid ini dilakukan untuk lebih menguatkan internal awak media Suara Kalimantan dengan sejumlah Organisasi Pers yang berlangsung di Jl. Sriwijaya Indah I Blok A No. 38 Banjarbaru, Selasa (22/1/2023).
Pimpinan Umum media Suara Kalimantan, Sayyid Aspihani Assegaf menerangkan dalam kata sambutannya, Suara Kalimantan tersebut mulai menerbitkan medianya pada tanggal 23 Januari 1930 di saat zamannya kolineal Belanda.
“Didirikannya media Suara Kalimantan ini adalah salah satu alat rakyat untuk berjuang melawan Hindia Belanda guna meraih kemerdekaan Indonesia,” ucapnya, Minggu (22/1/2023) disaat penyampaian pidatonya di ketika mengkokohkan Pimpinan Redaksi Suara Kalimantan.
Menurut Aspihani, media Suara Kalimantan saat itu yang dipimpin oleh A.A. Hamidhan hanya bertahan sampai tahun 1942 dalam kurun waktu sekitar 12 tahun. “Mesin cetak media Suara Kalimantan menjelang kedatangan tentara Jepang ke Banjarmasin di hancurkan oleh Belanda bersamaan membumi hanguskan puluhan objek vital di Banjarmasin, sejak itu.” ceritanya.
Tepatnya pada 5 Oktober 1945 sampai tahun 1947, beber Aspihani, media Suara Kalimantan tumbuh kembali dan berjalan dengan lancar. “Saat itu Suara Kalimantan dipimpin oleh Ardiansyah dan Gusti A. Soegian Noor, namun hanya dapat bertahan sampai dua tahun saja, dari 1945 sampai 1947,” ujarnya.
Aspihani melanjutkan ceritanya, pada tahun 1995 Suara Kalimantan atas inisiatifnya kembali terbit dengan menerbitkan perminggu, namun dikarenakan dana untuk menerbitkan tidak mencukupi, akhirnya penerbitan media batal.
“Tahun 2004 sampai 2006 Alhamdulillah bisa menerbitkan walau hanya berupa tabloid mingguan. Dan tahun 2010 kita bersama sejumlah aktivis LSM menerbitkan kembali, namun hanya dapat bertahan sampai tahun 2013. Namun online-nya Alhamdulillah sejak tahun 2009 an samping sekarang bisa bertahan,” tuturnya.
Hari ini ucap Aspihani, dirinya merasa terharu Milad media Suara Kalimantan ke 93 tahun bisa dilaksanakan berbarengan penobatan mas Wijiono sebagai Pimpinan Redaksi media Suara Kalimantan.
“Saya berharap media kita ini dapat bertahan sampai akhir zaman, saya menghimbau kepada wartawan Suara Kalimantan untuk menyajikan berita yang berkualitas dan berimbang. Karena media kita ini bertemakan media politik, hukum dan lingkungan. Mengupas masalah dengan tuntas. Insya Allah mas Wijiono dapat menyaring relesan dengan baik,” tukasnya.
Pimpinan Redaksi Suara Kalimantan, Wijiono merasa terharu menyimak sejarah berjalannya media Suara Kalimantan.
“Terimakasih banyak kepada saudaraku Aspihani Assegaf yang mempercayakan kepada saya untuk memimpin redaksi media Suara Kalimantan ini. Insya Allah saya akan amanah menjalankan tugas ini,” ucapnya ringkas disaat dinobatkan sebagai Pimpinan Redaksi media Suara Kalimantan, di Banjarbaru, Minggu (22/1/2022).
Wijiono mengatakan,” dirinya hanya menyambung tampuk pimpinan redaksi yang sebelumnya dipimpin oleh Kastalani Assegaf.Â
“Sudah satu tahun lebih Pimpinan Redaksi Suara Kalimantan kekosongan jabatan sepeninggal almarhum Kastalani Assegaf. Mohon doanya saja semoga saya dapat menjalankan roda media ini sampai akhir hayat saya,” tutur Wijiono dalam sambutannya saat di nobatkan sebagai Pimpinan Redaksi Suara Kalimantan.
Pantauan awak media ini sejak pukul 16:00 WITA (sore) sampai pukul 21:30 WITA (malam) puluhan undangan yang hadir di dominasi oleh para wartawan dan pimpinan organisasi pers yang ada di Kalimantan Selatan. (Red)