SuaraKalimantan.Com – Surakarta// MAJELIS Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Heppy Trenggono mengatakan, Muhammadiyah dalam konteks ekonomi harus dibangun sebagai sebuah ekosistem yang kondusif bagi bertumbuhnya kesejahteraan bagi siapapun yang ada di dalamnya.
“Yang harus kita wujudkan adalah persemakmuran Muhammadiyah,” kata Heppy Trenggono saat menjadi pembicara dalam Simposium Ekonomi Muhammadiyah 2022 bertema “Kado untuk Persyarikatan Bangsa” yang digelar Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi dan ‘Aisyiyah (AFEB PTMA) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS dalam rangka Muktamar Muhammadiyah Ke 48 yang digelar di Surakarta Jum’-at 18 November 2022.
Kata dia, dalam konteks ini salah satu upaya kunci yang dilakukan adalah dengan melakukan Gerakan Beli Muhammadiyah Bela Muhammadiyah.
“Beli Muhammadiyah Bela Muhammadiyah merupakan sebuah ideologi, merupakan gerakan membangun budaya. Sehingga modal yang dimiliki bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi keluarga besar Muhammadiyah terutama para anggotanya,” ujarnya.
Hadir juga pembicara lainnya dalam acara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Prof Bambang Setiaji dan Majelis Ekomoni PP Muhammadiyah Soetrisno Bachir.
Penggagas Gerakan Beli Indonesia ini menjelaskan, ada tiga konsep yang bisa merubah ekonomi Muhammadiyah kedepan. Yakni; _Closed Loop Economy_ (kita adalah sekuat kita bersatu, selemah kita terpecah), Full Range Funding (kapital adalah teman kita, kapitalisme adalah musuh kita) serta Aset Monetization (negara memungut pajak, kita memonetisasi aset).
Heppy berharap, jika gerakan Beli Muhammadiyah serta Bela Muhammadiyah dilakukan akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara besar besaran di Muhammadiyah, sebagaimana gerakan serupa yang telah dilakukan pada Amal Usaha Muhammadiyah secara terbatas.
“Disamping itu akan mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha kuat Muhammadiyah, juga akan bermunculan produk produk kebanggaan Muhammadiyah sendiri,” ujar Heppy Trenggono.
Heppy mengungkapkan, sukses bukan tentang apa yang kita lakukan. Tapi, bagaimana kita melakukannya.
Sementara, Rektor UMKT Prof Bambang Setiaji memaparkan soal ekonomi berbasis sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, ekonomi kita saat ini sangat kapitalistik yang kurang sejalan dengan cita-cita UUD 1945.
“Ijin-ijin pengelola sumber daya alam diberikan kepada pemodal dan asing. Rakyat menjadi kuli di negeri sendiri dan bahkan menjadi kuli pun sulit karena masuknya kuli asing,” ujarnya. (Vina Astalina Assegaf)
Heppy Trenggono Bicara Kunci Majunya Ekonomi Muhammadiyah
Dibaca 36 kali.