Pasar Kangen Bunda, Lestarikan Budaya dan Bangkitkan UMKM

suarakalimantan.com // ADA yang berbeda dari pakaian yang dikenakan para pedagang di kawasan Pakem, Sleman, Yogyakarta, Minggu pagi 6 November 2022.

Mereka terlihat mengenakan baju adat Jawa saat menjajakan dagangan yang digelar setiap tiga puluh lima hari sekali tersebut.

Para pedagang yang didominasi emak-emak tersebut terlihat menjual makanan tradisional seperti pecel, tahu goreng, nasi wiwit, tempe bacem, gatot, tiwul serta sejumlah panganan lainnya.

Penggagas pasar kangen bunda Nur Endah Duhkitosari mengaku, sengaja mengggelar pasar rakyat untuk membangkitkan ekonomi warga sekitar.

“Ini adalah salah satu upaya kami untuk membangkitkan UMKM di Yogyakarta khususnya di wilayah Hargobinangun,” katanya saat ditemui di lokasi.

Pemilik The Allabun Resto & Homestay ini menambahkan, dengan mengenakan pakaian adat Jawa para pedagang juga ikut melestarikan budaya yang ada di Yogyakarta.

“Untuk nguri-uri budaya Jawa. Mereka (pedagang) itu mengenakan pakaian adat Jawa. Dismping itu, untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada anak-anak,” jelasnya.

Dirinya berharap, kehadiran pasar kangen bisa memberikan manfaat bagi warga sekitar.

“Mudah-mudahan bisa berkelanjutan dan berguna bagi masyarakat sekitar,” ucap Endah Duhkitosari.

Ditempat yang sama, pedagang gatot dan tiwul bernama Kukum mengaku senang dengan adanya pasar dadakan yang digelar setiap hari Minggu Legi itu.

“Biasanya saya dagang dirumah. Tapi sejak ada pasar kangen bunda ini saya ikut jualan disini. Ya hasilnya Alhamdulillah lumayan meningkat dari pada jualan dirumah,” kata Kukum.

Pengunjung pasar kangen bunda bernama Vita Aryani mengungkapkan, harga makanan tradisional yang dijual para pedagang sangat murah.

“Ini saya beli nasi wiwit harganya hanya Rp 5.000. Disini harganya murah-murah dan sangat terjangkau,” demikian Vita Aryani. (Vina Astalina Assegaf)

Baca Juga:  PENGUATAN KOORDINASI DAN BAURAN KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN
Dibaca 52 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top