Suarakalimantan.com, Banjarmasin – SMA Negeri 5 (SMALIE) Banjarmasin yang beralamat di Jalan Sultan Adam No.76, Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, merupakan salah satu SMA Negeri terbaik di Kota Banjarmasin.
Kepala sekolah SMA Negeri 5, Drs. H. Mukhlis Takwin, S.H., M.H mengatakan, dalam tahun ajaran baru ini, Smalie menerima siswa baru dalam 10 rombel.
“Tahun ini sebanyak 320 orang siswa yang di terima melalui empat jalur, yaitu jalur zonasi, yang memperhitungkan dari jarak terdekat sekolah sampai jarak tertentu memenuhi kuota, kemudian jalur prestasi jalur afirmasi jalur mutasi,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (2/7/2022).
Mukhlis menambahkan, untuk jalur zonasi pihaknya menerima sekitar 171 siswa dengan jarak yang terjauh 1041 meter, dengan presentasi 53%. Sedangkan jalur afirmasi menerima sebanyak 54 siswa, presentasinya 17%. Sementara dari jalur mutasi ada 3 siswa, presentasinya 1%.
“Untuk jalur prestasi, yaitu melalui jalur akademik ada 74 siswa dengan nilai terendah 84,52. Presentasinya ini 23%. Kemudian sisanya non akademik atau prestasi akademik, ada 18 siswa dan presentasinya 6%. Jadi totalnya 100% atau sebanyak 320 siswa,” terangnya.
Saat disinggung apakah masih ada jurusan IPA dan IPS? Mukhlis menjelaskan, karena saat ini Smalie merupakan program sekolah penggerak, maka tidak mengenal lagi adanya jurusan.
“Jadi, yang ada adalah satu paket, tidak ada lagi mengenal jurusan IPA dan IPS, yang ada adalah kelas 10,”
SMA Negeri 5 Banjarmasin, menurut Mukhlis, sejak tahun ajaran 2021-2022 atau setahun yang lalu sudah menggunakan kurikulum merdeka.
“Awalnya, namanya adalah kurikulum penggerak, kemudian menjadi kurikulum prototype, sekarang sudah diresmikan dengan nama kurikulum merdeka,” jelas Mukhlis lagi.
Di Kalimantan Selatan, Smalie termasuk angkatan pertama yang menggunakan kurikulum merdeka. Secara keseluruhan, ada 7 sekolah menengah atas di Kalimantan Selatan yang memakai kurikulum ini. Ada 3 SMA di Banjarmasin dan 4 SMA di Kotabaru.
“Tahun ini hampir semua SMA itu menggunakan kurikulum merdeka. Namun dengan tiga pilihan yaitu, Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi,” tukasnya.
“Di Smalie sendiri, ini kurikulum kedua merdeka. Jadi sekarang kami sudah menginjak ke kelas 11. Kelas 11 ini tetap tidak mengenal jurusan IPA-IPS, namun ada untuk pemantapan mata pelajaran sesuai dengan bakat minat anak-anak,” lanjutnya.
Di kelas 11 ini, kata Mukhlis, siswa bisa memilih minimal 2 sampai 3 kelompok mata pelajaran, yang digolongkan dalam kelompok Mipa, yaitu matematika dan IPA, kelompok sosial, kelompok bahasa dan kelompok vokasi.
“Di SMA Negeri 5 Banjarmasin untuk pemilihan bakat minat ini kami golongkan menjadi rumpun, misal kalau anak itu mau masuk kuliah kedokteran atau kebidanan atau perawat maka kita berikan pilihan rumpun biologi, kimia kemudian sosiologi dan matematika lanjut. Kalau siswa mau kuliah arsitektur, teknik sipil dan sejenisnya, maka diarahkan rumpun belajar pilihannya fisika, kimia, geografi, matematika lanjut. Dan kalau ke sosial juga, diberikan pilihan sosiologi, ekonomi dan biologi,” bebernya.
Kemudian, kata Mukhlis lagi, untuk kelas 11 tetap tidak ada jurusan, namun untuk bakat dan minat diarahkan kepada siswa untuk memilih.
“Dan satu hal lagi, salah satu ciri dalam kurikulum merdeka ini bahwa pembelajaran itu ada dua tipe, yaitu pembelajaran intrakulikuler dan proyek penguatan profil pelajar pancasila, yang namanya pelajaran kokurikuler dan ekstrakurikuler,” tutup Mukhlis. (Faisal)