suarakalimantan.com, Banjarmasin – Issue tudingan miring terhadap aksi damai simpatik yang akan dilaksanakan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kalimantan Selatan di bawah koordinator Lembaga Kerukunan Masyarakat (LEKEM) Kalimantan membuat tokoh pergerakan Kalimantan angkat bicara. Hal ini di sampaikan langsung oleh Aspihani Ideris yang merupakan Ketua Dewan Pendiri dan Direktur Eksekutif LEKEM Kalimantan sendiri, Sabtu pagi (4/6/2021) dalam relesannya kepada sejumlah redaksi.
Keterangan Gambar : Wijiono (Pakai Hem Putih) dan M Mahyuni (Pakai Kaos Hitam)
Aspihani mengatakan, aksi yang akan dilaksanakannya (red Senin, 6 Juni 2022) tersebut bukan untuk mengintervensi pengadilan ataupun dewan hakim.
Justru ditegaskannya, dalam aksi nantinya tersebut bertujuan ingin mengedepankan hukum secara profesional.
“Kami ini bukan demo seperti biasa yang dilakukan dengan berorasi panjang lebar, namun yang akan kami laksanakan ini adalah aksi damai simpatik bermartabat. Dan mengharapkan hakim bertindak profesional sebagai petugas penegak keadilan tanpa tekanan maupun intimidasi dari pihak tertentu,” tulis Aspihani.
Aspihani menyebut, LEKEM Kalimantan melaksanakan aksi damai simpatik dan bermartabat ini dikarenakan ingin meluruskan bahwa hukum berkeadilan itu masih ada di Kalimantan Selatan.
Mengapa LEKEM Kalimantan bersedia sebagai koordinator puluhan LSM-LSM di Kalimantan Selatan sebagai aksi simpatik terhadap Mardani H. Maming?, dikarenakan menurut Pengacara Kondang ini di dalam SK LEKEM Kalimantan tertera bapak Mardani H. Maming adalah Ketua Dewan Pembina dan Penasehat.
“Dalam organisasi LEKEM Kalimantan mengedepankan sikap rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Ibarat dalam satu tubuh ada yang terluka, maka sakit lah semua. Dan saat ini tidak sedikit intimidasi dan intervensi datang silih berganti, tidak menyurutkan semangat kami menyerukan kebenaran dan keadilan. Biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu,” kata Aspihani.
Aspihani pun menyampaikan alasannya yang mendasar atas aksi yang akan dilaksanakan untuk menegakkan kebenaran di Banua.
“Kebenaran akan tegak, hukum harus kita angkat sebagai PANGLIMA dan Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap TERCIUM juga. Kita percaya bahwa HUKUM itu masih ada di BUMI LAMBUNG MANGKURAT ini,” tegasnya.
Disaat ditanya lagi oleh awak media mengenai massa yang akan turun menyampaikan pendapatnya, Aspihani menjawab dengan rinci bahwa tidak benar dalam aksi tersebut setiap peserta mendapatkan uang sebesar Rp 250.000,- perorang.
“Kita akui, peserta benar kita berikan uang transportasi dan konsumsi, namun dalam batas kewajaran. Tidak benar perorang mendapatkan Rp 250ribu. Kalau Rp 25.000,- ya mungkin saja, itu hanya issue untuk menjatuhkan harkat dan martabat saja.” ujarnya.
Ditanya bahwa aksi yang akan dilaksanakan, sebagaimana issue yang berkembang LEKEM Kalimantan mendapatkan dana ratusan juta dari Mardani H. Maming, dengan tegas Aspihani menjawab bahwa kegiatan yang akan dilaksanakannya adalah bersumber dari dana organisasi. “Demi Allah tidak benar kami menerima dana ratusan juta dari Ketua Dewan Pembina dan Penasehat. Silakan tanya yang bersangkutan, apakah ada memberi dana ke LEKEM Kalimantan? Kami murni membantu beliau. Pasti anda tidak percaya kan? Kalau kami boleh jujur, kami siap akan buka-bukaan dan bahwa dalam kegiatan aksi damai kami hanya mendapatkan dana dari donatur seorang aktivis juga berinisial MH alias BM dengan total sekitar 12 jutaan rupiah saja. Dana tersebut terbagi Ketua Koordinator tiga juta dan Sekretaris Koordinator satu juta juta dan saya sebagai Direktur Eksekutif LEKEM Kalimantan menerima delapan juta rupiah. Itupun dana tersebut kami belikan buat konsumsi dan keperluan lainnya termasuk bikin spanduk dan bendera. Artinya dengan dana yang sangat minim itu, ya kami hemat lah. Ya mau tidak mau dana pribadi juga keluar dalam kegiatan tersebut. Kalau anda kurang yakin, silakan tanya saja Ketua pak Wijiono dan Sekretaris Koordinator Lapangan pak M Mahyuni dalam aksi tersebut, jika anda kurang yakin. Saya terpaksa membeberkannya supaya jangan sampai karena hal ini terjadi fitnah. Tapi tolong jangan di expose lah, cukup buat konsumsi kalian saja,” ucap Aspihani.
Aspihani pun menyampaikan, dalam aksi yang akan dilaksanakan tidak melakukan orasi sebagaimana aksi demo yang pernah dilakukan. Dalam aksi akan dilakukan selembut mungkin sebagai cerminan kepribadian bapak Mardani H Maming.
“Aksi nantinya kita laksanakan selembut dan sesederhana mungkin, kita akan membagikan bunga-bunga dan juga akan menyundurkan lembaran kain guna minta tanda tangan masyarakat sebagai bukti dukungan moral bahwa hukum itu masih bisa di tegakkan sebagaimana lazimnya penegakan hukum itu sendiri,” tukasnya.
Muhammad Mahyuni selaku Sekretaris Koordinator aksi damai dukung Mardani H. Maming saat di konfirmasi berkaitan issue LEKEM Kalimantan menerima dana ratusan juta, mukanya langsung memerah dan ia mengatakan tidak benar itu wah !!! Itu adalah fitnah yang menyesatkan.
“Fitnah merajalela saat ini, Sumpah nah kami tidak menerima dana ratusan juta, kalau Rp 1,5juta ya benar saya terima, itupun dibantu Bunda Mona satu juta rupiah dan pak Aspihani lima ratus ribu rupiah secara pribadinya. Kalau dari pak Mardani, saya tidak menerimanya, tau yang lain, ya mungkin saja orang lain menerima banyak dari pak Mardani,” tegasnya.
Wijiono juga menyangkalnya bahwa dalam aksi damai pihaknya menerima ratusan juta dari orang lain. “Saya hanya menerima Rp 3juta, itupun buat ngasih ke massa yang ikut simpati dalam aksi damai tersebut. Ucap Ketua Koordinator aksi damai tersebut.
Diketika ditanya oleh awak media ini dari siapa bantuan dana sebesar tiga juta rupiah tersebut, “Ya itu rahasia lah, nggak usah di beberkan,” tukasnya.
(Bhany)